Jemaat-jemaat Allah Al Maséhi

[174]

 

 

 

 

Kerajaan Tuhan [174]

(Edisi 2.0 19960824-19990610)

 

Panduan Tuhan bagi kerajaan juga merupakan konsep alkitab yang paling disalahgunakan. Ianya ditetapkan manusia dalam lingkungan konsep-konsep yang kononnya berasal dari Kitab Suci tetapi umumnya berdasarkan prinsip-prinsip sistem-sistem bangsa lain dalam dunia ini. Kebanyakan dari Kekristianan hari ini tidak faham bahawa terdapat pelbagai anak-anak Tuhan dan bahawa Iblis merupakan seorang anak Tuhan di kalangan mereka di dalam Sidang tersebut. Pertikaian mengenai struktur kerajaan adalah masalah asalnya di dalam Bani syurgawi itu dan merupakan sebab kepada pemberontakan yang membabitkan Iblis dan sepertiga dari angkatan syurgawi itu. Struktur kerajaan Tuhan dikaji di dalam karya ini.

 

 

 

Christian Churches of God

 

PO Box 369, WODEN ACT 2606, AUSTRALIA

E-mail: secretary@ccg.org

 

(Hakcipta ã 1996, 1999 Wade Cox)

(Tr. 2003)

 

Karya tulis ini boleh disalin semula dan didistribusikan secara bebas dengan syarat ia disalin semuanya tanpa apa-apa perubahan atau penghapusan kata. Nama dan alamat penerbit serta notis hakcipta harus disertakan.  Sebarang bayaran tidak boleh dikenakan ke atas penerima-penerima salinan yang didistribusikan.  Petikan-petikan ringkas daripadanya boleh dimasukkan ke dalam artikel-artikel kritis dan karya ulasan tanpa melanggar undang-undang hakcipta.

 

Karya ini boleh didapati daripada Internet di:
http://www.logon.org dan http://www.ccg.org


 

 

 

Kerajaan Tuhan [174]



Topik pemerintahan kerajaan mungkin merupakan topik paling penting di dalam Alkitab. Ia berpusat pada perintah pertama atau yang besar itu (Ulangan 6:5; 10:12; 30:6; Matius 22:38) yang merupakan ekspresi empat perintah pertama hukum bersepuluh. Perintah kedua menyerupainya: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Imamat 19:18; Matius 22:39). Perintah besar kedua merupakan rangkuman enam perintah terakhir hukum bersepuluh. Pada kedua perintah ini tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Matius 22:40). Maka itu, seluruh hukum taurat dan kitab para nabi merupakan lanjutan atau huraian bagi struktur utama yang terkandung di dalam dua perintah itu serta hukum bersepuluh.

 

Ibadah kepada Allah Maha Esa, secara perlunya, adalah berunsurkan penurutan kehendakNya dan dengan itu tindakan menurut perintahNya yang secara logiknya merupakan ekspresi kehendakNya. Kehendak Tuhan tidak terbit dengan begitu saja. Hukum-keteraturan Tuhan terbit daripada kudratNya (lihat karya Perbezaan di dalam Hukum [096) dan di bawah).

 

Panduan Tuhan untuk kerajaan juga merupakan konsep alkitab yang paling disalahgunakan. Ianya ditetapkan manusia dalam lingkungan konsep-konsep yang kononnya berasal dari Kitab Suci tetapi umumnya berdasarkan prinsip-prinsip sistem-sistem bangsa lain dalam dunia ini.

 

Pertikaian ke atas struktur kerajaan adalah masalah asalnya dengan bani syurgawi dan merupakan penyebab pemberontakan itu. Memang, pemberontakan itu adalah suatu pertelingkahan yang melibatkan Iblis dan sepertiga dari bani syurgawi itu yang cuba untuk menggulingkan Tuhan dan mereka yang taat kepada Tuhan, serta merebut takhta itu dan kuasa yang menyertainya (Yesaya 14:12-15).

 

Yesaya 14:12-15  "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! 13 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. 14 Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! 15 Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

 

Pandangan ini juga ditemui di dalam Yehezkiel 28:12-19.

 

Yehezkiel 28:12-19 “Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. 13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. 14 Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. 15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. 16 Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. 17 Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. 18 Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. 19 Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau."

 

Pengaburan kedua teks ini jelas terlihat di dalam banyak terjemahan. Agama-agama dunia, secara umumnya, tidak memahami teks-teks ini dalam ertikata suatu perang syurgawi antara Allah dan KerubNya yang Menutupi/Melindungi, iaitu Bintang Fajar planet ini. Ini memusatkan pertentangan tersebut dan menunjukkan masalahnya. Iblis ingin mendapatkan kuasa, tanpa kasih. Tuhan ingin berkongsi kuasa, dalam kasih. Perkongsian kuasa ini telah dijanjikan oleh Mesias di dalam Wahyu 3:21. Pemberontakan itu telah mengakibatkan peperangan di atas langit yang masih lagi di dalam proses penyelesaiannya. Iblis telah mengambil sepertiga dari anak-anak Tuhan atau bintang-bintang bani syurgawi itu bersamanya di dalam pemberontakan tersebut. Bintang-bintang ini telah dibuang ke bumi dan ditahan di situ selepas satu tempoh masa (Wahyu 12:4,13).

 

Wahyu 12:1-17  Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. 3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. 6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. 7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, 8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. 9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. 10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. 11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. 12 Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."13 Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. 14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. 15 Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. 16 Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. 17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

 

Perhatikan di dalam teks ini terjadinya suatu perang yang telah berlaku di antara bani syurgawi setia di bawah Mikhael serta bani derhaka di bawah Iblis. Iblis di sini disebutkan sebagai pendakwa saudara-saudara. Perempuan di sini, pertama sekali adalah Israel dan kedua, adalah Jemaat dan anak itu adalah Mesias. Umat pilihan atau orang-orang kudus adalah mereka yang memelihara perintah-perintah Tuhan serta kesaksian Yesus Kristus. Perang itu adalah ke atas sistem pengaturan alam semesta. Para rasul tidak memahami, sebelum pembaharuan mereka, bahawa sistem dunia itu tidak akan datang dari sistem mereka (Lukas 22:24-26). Dari teks di dalam Wahyu kita dapat memahami bahawa terdapat suatu sistem pemerintahan di syurga dan bahawa sistem tersebut berpusat pada Allah yang Maha Tinggi. Pemberontakan Iblis serta bani derhaka itu membabitkan sepetiga dari anak-anak Tuhan. Iblis cuba untuk menggulingkan Tuhan dan menjadikan dirinya sebagai Yang Maha Tinggi. Pemahaman mengenai pemberontakan tersebut di kalangan umat Ibrani dahulu jelas tertulis dan buku-buku seperti Buku Henokh (contohnya The Ethiopic Book of Enoch, M. A. Knibb, Oxford Clarendon, 1982 reprint, Vols. 1 and 2) yang telah dikemaskinikan dari Skrol-skrol Laut Mati (DSS) menunjukkan dengan terperinci pemahaman mengenai penglibatan anak-anak Tuhan dari teks-teks alkitab serta apa yang difahamkan sebagai keadaan-keadaan penderhakaan itu.

 

Banyak dari Kekristianan moden, tidak kira Binitarian atau Trinitarian, tidak memahami bahawa terdapatnya pelbagai anak-anak Tuhan. Mereka mengabaikan Ayub 1:6 serta 2:1 yang menunjukkan bahawa terdapatnya pelbagai anak-anak Tuhan dan bahawa Iblis juga merupakan seorang anak Tuhan di kalangan mereka di dalam Sidang itu (Ayub 38:4-7). Ayat 7 menunjukkan bahawa terdapat pelbagai Bintang-bintang Fajar, iaitu pangkat yang dipegang oleh Iblis (iaitu Pembawa Terang atau Lucifer putera fajar (Yesaya 14:12,15; Yehezkiel 28:14-19) dan Kristus telah mewarisi pangkat tersebut (2 Petrus 1:19; Wahyu 2:28; 22:16). Bintang-bintang Fajar ini adalah anak-anak Tuhan dan istilah bintang digunakan secara saling berganti (Wahyu 1:20; 6:13; 8:10,12; 9:1; 12:1,4). Salah seorang dari bintang-bintang ini telah dinubuatkan akan muncul dari Yakub (Bilangan 24:17). Bintang ini adalah Mesias.

 

Banyak yang dapat kita rumuskan dari teks-teks alkitab ini mengenai cara kerajaan didirikan dari permulaan di bawah pimpinan khemah suci syurgawi. Kita dapat melakukan ini dengan agak terperinci kerana khemah suci atau bait suci duniawi itu telah didirikan sebagai gambar sistem syurgawi itu (Ibrani 8:5). Struktur kerajaan Tuhan harus diteliti mengikut urutan.

 

Bahagian 1. Tuhan dan KerajaanNya di dalam Keluarga Tuhan

1. Signifikans Kudrat Tuhan kepada Sistem Kerajaan                                                                                                                                                                                                        

 

Kedudukan kudrat Tuhan di dalam penentuan struktur kerajaan kedua-dua Jemaat serta bangsa-bangsa adalah sangat penting sekali. Kudrat Tuhan menentukan hukum-aturan dan bahawa kemudiannya barulah ditentukan sistem dalam mana letaknya penyembahan.

 

2. Anak-anak Tuhan

Mula-mula sekali kita harus melihat apa yang telah ditetapkan Tuhan dari permulaan. Kita dapat rumuskan banyak dari sini mengenai kudratNya dan cara bagaimana Dia mengkehendaki bani syurgawi itu diperintah atau memerintah dirinya (rujuk karya-karya Kepentingan Istilah Anak Allah [211] dan Pra-Kewujudan Yesus Kristus [243]).

 

Bahagian 2. Tujuan Penciptaan

Kita dapat meneruskan kepada penciptaan dan memastikan tujuannya serta cara dalam mana Tuhan membenarkan bani syurgawi beroperasi di dalam atau ke atas penciptaan. Tujuan ini dibincangkan di dalam karya Tujuan Penciptaan dan Pengorbanan Kristus [160].

 

Bahagian 3. Aturan Penciptaan Fizikal

Kita dapat lihat dari Pentateuch serta hukum taurat apakah sistem yang telah dipilih Tuhan untuk struktur kemanusiaan. Kita dapat lihat bagaimana Tuhan telah campur tangan serta mengenali apakah perubahan-perubahan jika ada pada hukum-aturan Tuhan. Struktur ini dikenalpasti di bawah tajuk-tajuk berkenaan:

 

1. Doktrin Dosa Asal Bahagian 1 Taman Eden (246)

2. Doktrin Dosa Asal Bahagian 2 Generasi-generasi Adam [248]

3. Perundangan serta keimamatan Nuh

4. Pemberontakan selepas banjir dan penubuhan sistem dunia atau Babilon

5. Sistem keluarga para Bapa

6. Keluaran dan penyampaian hukum taurat

 

Bahagian 4. Israel di bawah Para Hakim

Israel di bawah para Hakim merupakan satu zaman yang jelas menonjol di dalam aplikasi hukum-hukum Israel serta pemerintahan bangsa itu. Banyak yang boleh dipelajari di dalam zaman ini mengenai bagaimana Allah Bapa, atau Eloah, telah mengaplikasikan hukum-hukumNya di bawah elohim Israel. Pekerjaan Roh Kudus sewaktu tempoh ini di bawah arahan Malaikat Yahovah adalah penting. Ini telah dikaji di dalam karya pertama Samson dan Para Hakim [073]. Karya-karya seterusnya akan membincangkan para Hakim itu serta pemerintahan mereka sehingga kepada Samuel.

 

Bahagian 5. Israel di bawah pemerintahan raja

1. Karya pertama di dalam siri ini adalah Daud dan Goliat [126].

Perubahan-perubahan kepada cara pemerintahan Tuhan di bawah pimpinan raja merujuk khas kepada penubuhan Kerajaan itu di bawah Mesias.

2. Kejatuhan raja-raja

3. Pemulihan-pemulihan di bawah pemerintahan diraja

Pemulihan-pemulihan tersebut mempunyai rujukan khusus kepada Tujuh Perayaan Paskah Terbesar Alkitab [107].

 

Bahagian 6. Israel di bawah Keimamatan

Bahagian ini membincangkan proses pemerintahan di Israel sebelum kedatangan Mesias dan pengadilannya oleh Mesias.

 

Bahagian 7. Jemaat

Struktur rohani iaitu Jemaat itu dikenalpasti dan sistem di bawah mana ia diperintah diteliti. Ianya dibahagikan kepada tiga bahagian.

 

1. Para Bapa Kaum dan Para Nabi

2. Jemaat Kerasulan

Bahagian ini juga akan membincangkan:

a. Arahan-arahan yang diberikan oleh      Kristus untuk pemerintahan Jemaat; dan

b. pelaksanaan arahan-arahan tersebut di dalam Jemaat Kerasulan.

Juga dibincangkan adalah:

c. Kejatuhan Yerusalem; dan

d. Sistem Synagogue dan pembentukan Jemaat

3. Jemaat di dalam Penyelerakan.

Jemaat di dalam Penyelerakan telah dibincangkan di dalam karya-karya ini:

a. Distribusi Umum Jemaat Pemelihara Sabat 1122]; dan

b. Peranan Hukum Keempat di dalam Jemaat-jemaat Tuhan Pemelihara Sabat dalam Sejarah [170].

Karya-karya selanjutnya akan mengisahkan:

c. Pengikut-pengikut Nikolaus [202];

d. Aplikasi sistem-sistem Dunia kepada Pemerintahan Jemaat;

e. Binatang serta Gambar Binatang;

f. Organisasi Terkini Optimum untuk melakukan tanggungjawab-tanggungjawab kita pada zaman akhir; dan

g. Pekerjaan di bawah Penganiayaan.

Fasa ini akan berakhir dengan Kedatangan Semula Mesias.

 

Bahagian 8. Kedatangan Semula dan struktur Milenium

Siri karya ini membincangkan nubuatan-nubuatan akhir zaman. Terdapat beberapa pertindihan maklumat di dalam karya-karya ini. Karya-karya yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan mengenai hal-hal ini melibatkan:

1. Milenium di dalam Nubuatan;

2. Tafsiran-tafsiran Nubuatan Milenium;

a. Milenium dan Keghaiban [095];

3. Sangkakala-sangkakala, termasuklah:

a. Kedatangan Semula Mesias; dan

b. Perjamuan Kahwin Anak Domba;

4. Pendamaian;

5. Tujuh Meterai [140] termasuklah

a. Tujuh Sangkakala [141];

6. Perang-perang Akhir;

7. Kerajaan Milenium Tuhan

a. Umat 144,000;

b. Kumpulan Orang Banyak;

c. Pemulihan Israel;

d. Memerintah Bangsa-bangsa; dan

e. Kesalahan dan Hukuman

8. Hari Besar Terakhir;

a. Kebangkitan Orang Mati [143];

b. Penghakiman Terhadap Para Iblis [080];

9. Sistem Alam Semesta yang Baru.

 

Tuhan dan KerajaanNya di dalam Keluarga Tuhan

 

Signifikans Kudrat Tuhan kepada Sistem Kerajaan

 

Doktrin kudrat Tuhan adalah penting kepada penentuan struktur pemerintahan kedua-dua jemaat dan para bangsa serta sistem hukum-peraturannya.

 

Perbincangan mengenai kudrat Tuhan asasnya berkait kepada pernyataan Tuhan di dalam penciptaan serta sistem hukum-peraturan yang dinyatakan melalui hamba-hambaNya para nabi. Prinsip-prinsip asasnya adalah bahawa:

1. Tuhan telah menyatakan diriNya di dalam penciptaan dalam kebenaran untuk dikenali umat manusia (Roma 1:18-21). Tidak patutnya ada penahanan kebenaran itu untuk tujuan kejahatan. Apa yang dapat dinyatakan oleh Tuhan telah dinyatakan oleh Tuhan. Dia menyatakan kudratNya, kuasa serta keilahianNya yang jelas kelihatan dari penciptaan dan dari wahyuNya.

2. Tiada seorangpun yang pernah melihat Tuhan ataupun mendengar suaraNya (Yohanes 1:18; 1Timotius 6:16).

3. Dia telah memilih untuk berurusan dengan manusia dengan cara tertentu melalui hamba-hambaNya para nabi (Nehemia 9:30; Yeremia 7:25-26; 29:19).

4. Hamba-hamba ini telah memberikan kita suatu rekod tentang bimbinganNya kepada umat manusia yang telah  diilhamkan kepada mereka dan disampaikan sebagai Kitab Suci (Ayub 32:8; 2 Timotius 3:16; 2Petrus 3:2; Wahyu 10:7).

5. Pimpinan tersebut membabitkan satu hukum-peraturan yang konsisten dan koheren yang sesuai untuk semua bangsa (Roma 16:26).

6. Mereka yang mendakwa bertindak untukNya haruslah berbicara sesuai dengan hukum-peraturan itu serta kesaksian para nabi yang lain (Yesaya 8:20).

7. Nabi-nabi ini merupakan teladan iman dan kesabaran (Kisah 7:52; Yakobus 5:10).

8. Hukum-peraturan ini adalah tetap dan telah diteguhkan semula oleh Yesus Kristus di dalam pelayanannya (Matius 5:17-19).

 

9. llah satu-satunya yang abadi (1 Timotius 6:16) (lihat karya Mengenai Keabadian [165]).

10. Hidup kekal diberikan kepada manusia melalui pengenalan Allah yang Maha Esa dan anakNya Yesus Kristus (Yohanes 17:3; 1Yohanes 5:20).

 

Teologia

Kita dapati dari fakta-fakta Alkitab ini bahawa pengetahuan akan Tuhan adalah penting untuk keselamatan dan bahawa pengetahuan ini didapati dari penciptaan dan dari Alkitab. Dengan itu, Ketuhanan bukanlah suatu rahsia dan, sememangnya, mengenali Allah dan Anak yang telah diutusNya merupakan satu syarat untuk menganggotai umat pilihan dan menerima hidup kekal. Pengetahuan teologikal ini terbit dari pernyataan langsung Tuhan di dalam Kitab Suci dan di dalam alam ciptaan. Elemen pertama ini merupakan pernyataan langsung Tuhan kepada umat manusia dan, melalui kesaksian Yesus Kristus serta pembaptisan Roh Kudus manusia dapat mengambil bahagian di dalam kudrat ilahi itu sama seperti Kristus (2Petrus 1:4) yang kemudiannya menjadi anak Tuhan yang berkuasa melalui Roh Kudus dengan kebangkitannya dari mati (Roma 1:4,6; 8:15,23; 9:4; Galatia 4:5; Efesus 1:5). Maka kita adalah pewaris-pewaris bersama Kristus (Roma 8:17; Galatia 3:29; Titus 3:7; Ibrani 1:14; 6:17; 11:9; Yakobus 2:5; 1Petrus 3:7).

 

Kita telah diberikan pengetahuan akan Tuhan serta merupakan para pengurus rahsia-rahsia Tuhan (Matius 13:11; Lukas 8:10; 1Korintus 4:1) dan dengan itu, kita dapat menjawab tentan harapan  yang ada di dalam diri kita itu (1Petrus 3:15). Oleh itu, sesiapa yang mengatakan Tuhan adalah rahsia yang tidak mungkin diketahui bukanlah dari umat pilihan.

 

Sistem-hukum atau ekonomi Keselamatan

Elemen kedua iman adalah pengetahuan tentang kehendak Tuhan. Hukum-peraturan Tuhan disebutkan sebagai ekonomi keselamatan (oikonomia). Istilah diterbitkan dari perkataan oikos nomos iaitu peraturan pengurusan sesuatu keluarga. Peraturan pengurusan keluarga Tuhan ini adalah hukum yang telah disampaikan para malaikat di dalam tangan seorang pengantara (Kisah 7:53; Galatia 3:19).

 

Hukum-peraturan ini dengan sendirinya tidak memberikan keselamatan tetapi sebaliknya, iman di dalam korban Kristus merupakan penebusan dan keselamatan yang diberikan melalui kasih karunia (Roma 4:11-24) kerana kita percaya bahawa Tuhan telah membangkitkan Kristus dari mati untuk pembenaran kita (Roma 4:24-25).

 

Namun begitu, terdapat satu hukum-peraturan dan seorang Allah sebenar. Hukum Tuhan terbit dari kudrat Tuhan dan adalah sesuatu yang tidak berubah selaku hasil kudratNya dan bukan sewenang-wenangnya (lihat karya Perbezaan di dalam Hukum [096]).


 

 

Tuhan adalah:

 

HukumNya adalah:

 

Benar

(Ezra 9:15)

Benar

(Mazmur 119:172)

Sempurna

(Matius 5:48)

Sempurna

(Mazmur 19:7)

Suci

(Imamat 19:2)

Suci

(Roma 7:12)

Baik

(Mazmur 34:8)

Baik

(Roma 7:12)

Kebenaran

(Ulangan 32:4)

Kebenaran

(Mazmur 119:142)

 

 


Dari situ, dapat dilihat bahawa perbezaan-perbezaan agama antara Trinitarianisme mencerminkan seorang Tuhan yang berbeza dan suatu sistem hukum-peraturan yang berlainan. Tuhan di dalam Trinitarianisme adalah seorang Tuhan Bertiga (Triune) (lihat karya Catherine Mowry LaCugna GOD FOR US: The Trinity and Christian Life, Harper, San Francisco, 1991). LaCugna setuju bahawa pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai kudrat Tuhan haruslah berdasarkan sejarah keselamatan (halaman 4). Definisi serta pemahaman keselamatan ini merupakan masalah yang dipertikaikan. Sebagai contoh, Kejadian 48:15-16 menunjukkan bahawa Malaikat Penebus/Pelepasan itu adalah Elohim Israel. Namun pernyataan alkitab yang begitu jelas disangkal oleh Trinitarianisme. Sebabnya mudah. Hukum-peraturan sistem Trinitarian bukanlah hukum-peraturan alkitab tetapi berdasarkan pada hukum-hukum para bangsa serta binatang Rom yang mana jemaat Trinitarian merupakan gambarnya. Bangsa-bangsa lain telah mendirikan suatu sistem yang mendapat ekpresinya dari orang-orang Babilon dan diperturunkan seperti yang ditentukan oleh nubuatan. Sistem hukum-peraturan bangsa-bangsa lain ini telah melalui sistem Babilon kepada Medo-Persia, Yunani dan Divisi-divisi Hellenistik dan kemudiannya kepada sistem Roma (lihat Daniel 2:31-45; 4:18-37; 7:2-27). Ini disebutkan sebagai Masa Bangsa-bangsa Lain (lihat karya Kejatuhan Mesir: Nubuatan tentang Lengan-lengan Patah Firaun [036]).

 

Alkitab memberitahu kita bahawa Tuhan terpaksa membinasakan planet ini dengan banjir dan memasukkan semula populasi manusianya di dalam Nuh dan keturunannya disebabkan kejahatan sistem pra-banjir. Setelah banjir itu, satu lagi sistem telah dibangunkan dari Babilon di bawah pimpinan Nimrod, dan sistem agama ini telah tersebar ke seluruh dunia (Kejadian 10:8-11; 11:1-9). Sistem hukum yang telah ditubuhkan di bawah bangsa-bangsa itu adalah berbeza dari yang didirikan di bawah Nuh, dari Sem melalui keimamatan Melkisedek, dan kemudiannya anak-anak Abraham melalui Musa dan Para Bapa. Kristus memberitahu kita bahawa sistem bangsa lain itu bukanlah sistem bagi Jemaat dan Kerajaan Tuhan (Matius 20:25-28; 23:11).

 

Sistem Rom menghadapi masalah bagaimana untuk mengawal sebuah struktur agama yang sedang berkembang pesat ke seluruh Empayar Rom. Sistem alkitab mengajar tentang seorang Tuhan yang berlainan berbanding sistem Yunani-Roma, kultus-kultus Misteri, serta sistem orang-orang Celt Hyperborea. Lebih khusus lagi, ia mengajar suatu sistem hukum-peraturan yang berlainan. Perbezaan di dalam sistem hukum-peraturan ini ditentang oleh keseluruhan sistem pemerintahan Yunani-Roma yang telah ditubuhkan mengikut kehendak tuhan dunia ini, iaitu penguasa kerajaan angkasa (2Korintus 4:4; Efesus 2:2) menurut nubuatan-nubuatan yang telah diberikan di dalam Daniel (seperti di atas).

 

Pihak Yunani-Roma menghadapi masalah di dalam mempergunakan kuasa iman Kristian tanpa sistem-sistem hukum-peraturan yang menyertainya serta pengenalpastian jelas satu-satunya Allah sebenar. Perang teologi ini telah membentuk sidang-sidang Nicea pada tahun 325 hingga kepada Chalcedon pada tahun 450-1. Perkembangan sistem tersebutt kepada Ketuhanan Triune juga merupakan suatu ciri sistem-sistem bangsa yang lain (contohnya di kalangan orang-orang Celt, ianya adalah Taranis, Teutates dan Esus.)

 

Bangsa Teuton dan khususnya orang-orang Anglo-Saxon, Lombard dan Burgundy merupakan pengikut sejenis agama Kristian yang bersifat Unitarian, yang tegas sekali menyangkal Trinitas itu. Orang-orang Lombard dianggap sebagai satu suku yang berhubung rapat dengan Anglo-Saxon (lihat juga Historian’s History of the World, Vol. 7, halaman 115-116, 426-456, Vol. 9, halaman 2,17-18,23 dan lain-lain teks serta catatan sampingan). Bagaimana golongan Lombard telah menjadi apa yang sekarang ini disebutkan sebagai Arian tidak diketahui di dalam sejarah (H. Hist., Vol. 7, halaman 115). Suku-suku Jerman secara klasiknya dikenali sebagai bangsa Scythia (H. Hist., Vol. 4, halaman 611). Orang-orang Scythia, dan dengan itu suku-suku Jerman, membentuk sebahagian dari kumpulan yang dikelaskan sebagai Parthian. Mereka datang dari Persia serta Asia tengah. Orang-orang Goth dan Vandal, sebahagian dari kumpulan ini, telah membinasakan Greece dan Olympus (mereka merupakan ikonoklas). Suku-suku ini bergerak ke barat ke Eropah. Suku Heruli mungkin merupakan suku paling tidak stabil di antara mereka. Mereka adalah Unitarian dari pengaruh di luar empayar tersebut. Suku Lombard memasuki Itali dengan sistem mereka sendiri yang mengandungi para penatua atau biskop, paderi serta diakon (H. Hist., Vol. 7, halaman 115, nota 4). Ini mewujudkan suatu struktur yang berbeza dari, dan bersaing dengan, sistem kepaderian Rom.

 

Mereka berkonflik dengan sistem Roma itu, seperti mana dengan Yunani. Pertikaian ini berlanjutan selama beberapa abad dan orang-orang Rom akhirnya memenanginya dengan mempergunakan kekuatan ketenteraan bangsa Frank untuk mengatasi orang-orang Arian. Semua ini disebutkan sebagai Perang-perang Arian dan akan dikaji secara berasingan. Sistem Roma telah menjerumuskan Eropah ke dalam Zaman Kegelapan daripada menerima sistem hukum-peraturan yang satu lagi ini.

 

Orang-orang Yunani-Roma mengalami kesulitan untuk membuang sistem hukum-peraturan Tuhan umat Ibrani ini daripada sistem Kristian yang telah memasuki masyarakat Hellenisasi. Untuk menghapuskan hukum ini, Mesias telah ditinggikan kepada darjat setara dengan Allah Maha Tinggi dari Kitab Suci Perjanjian Lama. Ini hanya dapat dilakukan melalui apa yang kini dikenali sebagai Binitarianisme. Kristus dijadikan sama abadi dan sama setara dengan Allah. Kekacauan falsafah yang timbul dari kepalsuan teologikal ini telah mengakibatkan pertikaian-pertikaian abad keempat sehinggalah Constantinople pada tahun 381. Doktrin-doktrin Paulus telah dimanipulasikan untuk menghancurkan kumpulan-kumpulan Unitarian yang wujud berdekatan dengan bangsa Yunani yang memangpun berciri Unitarian sebelum Kristus (contohnya orang-orang Hypsistaria). Golongan Binitarian sendiri kemudiannya terpaksa memberi jalan kepada perkumpulan terakhir di bawah kumpulan Athanasia. Kumpulan-kumpulan ini mengambil gelaran  katolik untuk diri mereka. Mereka terbahagi kepada tiga cabang utama iaitu Ortodoks, Roman dan Anglikan.

 

Bangsa Yunani-Roma mengisytiharkan dari Nicea, doktrin homoousios dengan Tuhan. Mereka telah membuat-buat cerita bahawa jika Kristus adalah seorang Tuhan yang lebih rendah, maka keselamatan melalui Kristus adalah terancam. Masalah ini merupakan suatu rekaan yang berdasarkan pada falsafah Yunani yang menyatakan bahawa hanya seorang yang sedarjat dapat menebus atau setara atau sama kasihnya. Agape merupakan suatu konsep Ibrani yang berasaskan pada ahabah dari Kidung Agung.

 

Kesan dongeng ini adalah ia telah mengalihkan perhatian dari subordinasi yang terkandung di dalam Kitab Suci berkenaan ekonomi atau hukum Tuhan kepada tahap intra-ilahi (lihat juga LaCugna, ibid., halaman 8). Kesannya di sini adalah penutupan Ketuhanan itu dan menaikkan darjat Kristus melebihi umat Syurgawi serta umat pilihan. Dengan itu, takdir umat pilihan untuk menjadi elohim, sama seperti Malaikat Yahovah yang mengepalai keluarga Raja seperti yang kita lihat dari Zakharia 12:8, telah disamarkan dan jelasnya disangkal. Pandangan tertutup terhadap Ketuhanan ini telah tertanam dengan begitu dalam sekali sehinggakan ia dianggap perbuatan tidak beriman untuk mengatakan bahawa Kristus adalah subordinat dalam lingkungan masyarakat umum sedangkan Alkitab jelas menyatakannya begitu.

 

Para Trinitarian berhadapan dengan masalah demi masalah, semuanya berdasarkan pada falsafah. Aksiom (prinsip): Tuhan tidak boleh menderita. Jika Tuhan tidak boleh menderita maka bagaimanakah dia telah menderita di dalam diri Kristus? Ini dilanjutkan kepada aksiom bahawa Tuhan tidak dapat mati. Jika Dia tidak boleh mati, bagaimanakah Dia telah mati di dalam diri Kristus? Alkitab jelas menyatakan. Yang lebih rendah menebus untuk yang lebih tinggi. Dia yang melayani, menebus dengan pengorbanan diri. Penebusan melalui darah adalah mencukupi (lihat karya Tujuan Penciptaan dan Pengorbanan Kristus [160]). Kumpulan Trinitarian mengelak masalah dengan mengatakan bahawa Kristus telah menderita di dalam kemanusiaannya tetapi tidak di dalam keilahiannya (LaCugna, ibid). Ini menyebabkan Trinitarianisme disamakan dengan doktrin Antikristus, yang sememangnya betul, dan dengan itu definisi di dalam 1 Yohanes 4:1-2 telah diubah dari bentuk asalnya. Kita dapat membentuk semula pernyataan asalnya dari Irenaeus, Ch. 16:8 (ANF, Vol. 1, nota halaman 443).

 

Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah dan setiap roh yang memisahkan Yesus Kristus tidak berasal dari Allah tetapi adalah dari Antikristus.

 

Ahli sejarah Socrates mengatakan (VII, 32, halaman 381) bahawa petikan tersebut telah dikorupsikan oleh mereka yang ingin memisahkan kemanusiaan Yesus Kristus dari keilahiannya.

 

Gregory dari Nazianzus mengembangkan idea bahawa:

Monarki ilahi bukanlah milik 'Allah Bapa' seorang tetapi dikongsi sama rata di antara watak-watak ilahi. [Idea ini] mengandungi tunas-tunas pemahaman aturan sosial yang jauh berbeza (LaCugna, halaman 17 penekanan ditambah).  [LaCugna memerhatikan bahawa] kekalahan teologikal doktrin Trinitas kerana terlalu mengambil berat tentang struktur kehidupan dalaman Tuhan juga bermakna kekalahan politiknya (ibid).

 

Dia kemudiannya mengatakan (ibid.) dalam suatu propaganda campuran fahaman Roma dan Feminist:

Suatu teisme berciri unitarian, kebapaan, monarki serta mempunyai hierarki perlahan-lahan menggantikan monoteisme trinitarian dengan akibat-akibat politik yang buruk. Ahli-ahli teologi Kristian membenarkan setiap jenis hierarki, pengecualian serta corak dominasi, sama ada berbentuk keagamaan, seksual, politikal, kepaderian, perkauman, sebagai 'semulajadi' dan kehendak ilahi.

 

Doktrin Trinitas dipinggirkan kerana sebab-sebab teologi dan politik. Kemenangan doktrin Trinitas meliputi bukan saja di dalam pemulihannya kepada kedudukan utama di dalam teologi Kekristianan tetapi juga di dalam integrasinya semula sebagai suatu prinsip teologi yang penting yang melampaui serta menentang setiap idea pemerintahan bukan trinitarian.

 

Ini merupakan suatu pemalsuan sejarah serta propaganda yang jelas. Jemaat secara mutlaknya berciri Unitarian untuk berabad lamanya sewaktu fasanya yang paling murni. Ia bertahan terhadap penganiayaan selama berabad-abad dan menolak sepenuhnya hierarki-hierarki sebagai doktrin para pengikut Nikolaus. Struktur Trinitarian telah dikuatkuasakan dari Constantinople (tahun 381) agar suatu sistem monarki (iaitu empayar) dapat dipertahankan di bawah hierarki kurial Rom. Jemaat ini serta sistem ini telah memperhambakan serta membunuh berjuta-juta umat Kristian atas nama Yesus Kristus demi mempertahankan sistem hierarki tersebut.

 

LaCugna mengakui:

Sungguhpun tidak ada doktrin Trinitas di dalam Perjanjian Baru, nyatanya terdapat suatu corak binitarian atau trinitarian kepada sejarah keselamatan (ibid., halaman 22).

 

Ini adalah lanjutan dari posisi yang mendakwa bahawa doktrin Trinitas:

telah mengubah secara drastik gaya-gaya hidup politik dan sosial yang bersesuaian dengan ekonomi Tuhan  (ibid., halaman 16)

Jalan pembentukan struktur tersebut bermula dari, dan berasaskan, teologi serta pemerintahan pagan. Itulah sebabnya kenapa kerajaan dunia ini termasuklah Pakatan Dunia Baru (New World Order) pasti akan gagal dan perlu dirobohkan dan struktur milenium Kristus dilaksanakan sesuai dengan hukum-hukum Tuhan. Struktur dunia masakini adalah bertentangan dengan hukum-peraturan Tuhan di dalam bentuk-bentuk asasnya. Ini adalah hasil daripada teologi palsu dan tersembunyi selama berabad lamanya di bawah sistem ortodoks itu. Tiada lagi sistem yang telah mendatangkan kesengsaraan yang begitu banyak kepada manusia, atas nama Tuhan.

 

Struktur Trinitarian berkembang selama berabad lamanya. Teologi telah diasingkan dari soteriologi atau rencana keselamatan itu seperti yang dinyatakan di dalam penjelmaan Yesus Kristus. LaCugna berpendapat bahawa trajektori ini membawa kepada:

via negativa Pseudo-Dionysius dan, akhirnya, kepada teologi Gregory dari Palamas (Bab 6).

 

Di Latin Barat, pada zaman sejurus selepas Nicaea, ahli-ahli teologi seperti Hilary Poitiers dan, mungkin pada tahap ekstrim, Marcellus dari Ancrya, tetap berpegang pada pertalian antara hypostases ilahi dan ekonomi keselamatan. Augustine memulakan satu pendekatan yang baru seluruhnya. Titik permulaannya bukan lagi monarki Bapa tetapi unsur keilahian yang dikongsi sama rata oleh tiga watak [penekanan ditambah]. Sebalik mempersoalkan tentang asal-usul theologia seperti mana ia dinyatakan di dalam Penjelmaan Kristus serta deifikasi oleh Roh [penekanan ditambah], Augustine meninjau sisa-sisa Trinitas yang ditemui di dalam jiwa setiap umat manusia. Pengejaran Augustine untuk suatu analogi 'psikologi' bagi hubungan-hubungan intratrinitarian itu akan bermakna bahawa doktrin trinitarian ini kemudiannya akan berpusat pada hubungan-hubungan 'dalaman' Ketuhanan, terpisah dari apa yang kita tahu tentang Tuhaan melalui Kristus di dalam Roh (LaCugna, halaman 44).

 

Teologi Medieval Latin adalah berunsurkan Augustine serta pengasingan teologi dari ekonomi atau soteriologi. Seluruh struktur tersebut terjerumus ke dalam neo-Platonisme dan Mistisisme.

 

Pemerhatian-pemerhatian penting LaCugna adalah bahawa dari Augustine, Monarki Bapa bukan lagi yang terutama. Trinitas mengandaikan kesepadanan atau kesetaraan bersama. Ini merupakan langkah kedua berikutan andaian palsu keabadian bersama. Premis yang betul adalah konsep manifestasi Ketuhanan di dalam setiap individu, iaitu operasi Allah Bapa melalui Roh Kudus yang  terbit daripadaNya melalui Yesus Kristus. Laluan melalui Yesus Kristus ini membolehkan Kristus memerhati serta membimbing individu sesuai dengan kehendak Tuhan yang hidup di dalam setiap umat pilihan.

 

Kristus bukanlah asalnya Roh Kudus itu. Dia merupakan pengawas perantaraannya. Dia bertindak bagi pihak Tuhan seperti mana yang telah sentiasa dilakukannya dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun dia bukanlah Allah itu. Para Trinitarian telah hilang kesedaran mereka tentang hakikat ini, kalaupun mereka pernah benar-benar memahaminya. Seperti yang LaCugna katakan:

 

Nampaknya teologi Tuhan triune telah ditambahkan kepada idea tentang Tuhan yang satu (halaman 44).

 

Ini secara asasnya telah mempengaruhi bagaimana umat-umat Kristian berdoa. Iaitu, mereka tidak lagi berdoa kepada Bapa sahaja (Matius 6:6,9) dalam nama Anak seperti yang diperintahkan Alkitab (dari Lukas 11:12), menyembah Bapa itu (Yohanes 4:23), tetapi kini kepada Bapa, Anak dan Roh Kudus. Lebih-lebih lagi, para sarjana telah membentuk suatu metafizik teologi sendirinya. Namun seluruh idea tersebut dibina dengan mengabaikan atau manipulasi Alkitab. Itulah sebabnya kenapa para Trinitarian tidak pernah membincangkan semua teks Alkitab mengenai sesuatu subjek dan menyalahtafsir serta menyalahpetik teks-teks berkenaan yang lain sambil mengabaikan teks-teks yang tidak dapat diubah mereka. Namun sistem mereka adalah berdasarkan Mistisisme dan Platonisme. LaCugna menyatakan bahawa:

 

Golongan Kapadokia (dan juga Augustine) melampaui batas pemahaman alkitab mengenai ekonomi dengan meletakkan hubungan Tuhan kepada Anak (dan Roh) pada tahap 'intra-ilahi' (halaman 54).

 

Tuhan yang Satu wujud sebagai ousia di dalam tiga hypostases tersendiri. Kita telah lihat (lihat karya Umat Pilihan Sebagai Elohim [001]) bahawa istilah Platonic ousia serta istilah Stoic hypostases secara asasnya mempunyai maksud yang sama. Pada dasarnya, hujah ini bertujuan untuk memindahkan kedudukan kekuasaan dari Tuhan dan hukum-peraturanNya seperti yang dinyatakan di dalam Kitab Suci, kepada Yesus Kristus sebagai seorang yang setara dengan Tuhan. Untuk mempertahankan sistem Triune dari tuduhan politeisme, Trinitas tersebut haruslah menyatukan ketiga-tiga elemen itu ke dalam satu Tuhan. Ini merupakan modifikasi doktrin Modalisme yang asal, yang berleluasa di Rom namun telah ditolak oleh Kekristianan secara keseluruhannya. Doktrin-doktrin Monarchia dan Circumincession kemudiannya telah direka untuk menerangkan hal yang membingungkan ini.

 

Penentuan Tuhan mana yang disembah mempengaruhi semua pertimbangan serta semua hal organisasi dan pemerintahan di dalam hukum-peraturan sistem yang digunakan. Alkitab telah menghasilkan suatu sistem hukum-peraturan alkitab yang berdasarkan pada hukum Allah Maha Esa.

 

Aturan politik Yunani-Roma ingin mempertahankan sistem hukum-peraturannya yang terhasil dari sumber-sumber pagan, dan dengan itu, perlu menyesuaikan iman Kristian itu kembali kepada penyembahan tuhan sistem bangsa lain yang difahami menurut dasar Triune di dalam pelbagai bentuknya. LaCugna menyedari hal ini apabila dia mengatakan bahawa:

 

Golongan Kapadokia merupakan ahli-ahli teologi yang cukup cekap berspekulasi. Mereka dengan bijaknya telah menggabungkan elemen-elemen neo-Platonisme, Stoicisme, mistisisme, dan pernyataan alkitab untuk menentang Arianisme dan neo-Arianisme (ibid., halaman 10).

 

Ketuhanan menentukan segalanya, sehinggakan pada idea-idea jenayah dan hukuman. Untuk mengubah sistem tersebut, pihak Yunani-Roma terpaksa mengubah Ketuhanan itu. Mereka kemudiannya perlu mempertahankannya dengan kekerasan.

 

Perubahan itu telah dicetuskan Binitarianisme yang merupakan langkah pertama di dalam bidaah tersebut. Ianya tidak dapat dipertahankan secara falsafah dan para pengikutnya kemudiannya terdorong ke dalam Trinitarianisme.

 

Dasar sebenar Binitarianisme adalah suatu limitasi Ketuhanan itu kepada dua makhluk iaitu sebagai dua Tuhan sejati. Apa yang abadi dan kekal selamanya adalah Tuhan sejati. Binitarianisme wujud di dalam Kekristianan secara rasminya dari Sidang Majlis Nicaea pada tahun 325. Selain tidak kukuh secara falsafah, ianya juga tidak berpadanan dengan alkitab. Binitarianisme tidak dapat wujud dengan sendirinya dan dengan itu Trinitarianisme terpaksa dibentuk untuk menjawab kemustahilan dua Tuhan yang sama abadi dan setara bersama.

 

Pemikiran Binitarian yang tidak membingungkan ini telah sekali lagi diperkenalkan pada abad kedua puluh.

 

Asalnya, hanya ada kedua Watak Rohani ini, yang  wujud sendirinya...Hanya mereka berdua ini, yang setara di dalam pemikiran dan kuasa, kecualilah di mana Tuhan adalah yang tertinggi dari segi kewibawaannya. Mereka satu fikiran, dalam persetujuan mutlak...Semasa waktu abadi sebelum waktu “prasejarah”, telah wujud dua Makhluk Tertinggi ini. Bersendirian! Di dalam kekosongan angkasa! Tiada lagi bentuk-bentuk kehidupan yang lain – tiada lagi makhluk hidup yang lain! Tiada lagi!” (Herbert W Armstrong The Incredible Human Potential, Ambassador College Press, 1978, halaman 36-37; lihat juga Armstrong, Mystery of the Ages, halaman 44-45)

 

Logik pandangan ini adalah diteisme yang pelik. Jelas sekali ia bukan berdasarkan Alkitab dan menyangkal kesaksian Kristus mengenai pengetahuannya dan kuasanya yang terbatas serta pergantungannya ke atas Bapa.

 

Harus diingati bahawa doktrin-doktrin kelompok-kelompok di Nicea adalah silap dan mereka sendirinya, termasuklah golongan Athanasia (yang sekarang ini adalah Katolik), tidak pasti apakah sebenarnya posisi tersebut. Selewat tahun 380, Gregory dari Nazianzen (atau Nazianzus, salah seorang dari kelompok Kapadokia yang telah menyokong serta membentuk Trinitas, telah membuat pernyataan yang menarik ini:

 

Antara yang bijaksana di kalangan kami, ada yang menganggap Roh Kudus itu sebagai suatu pengaruh, ada sebagai makhluk ciptaan, ada sebagai Tuhan Sendiri ((oi de theon) dan yang lain lagi tidak tahu apa yang harus diputuskan, sebagai penghormatan, kata mereka, terhadap Kitab Suci, yang tidak menyatakan apa-apa yang jelas di dalam keadaan ini. Untuk sebab ini mereka ragu-ragu antara menyembah atau tidak menyembah Roh Kudus itu, dan mengambil jalan tengah yang sebenarnya satu keputusan yang tidak baik (lihat juga Schaff, fnn. 5,6, halaman 664). Basil pada tahun 370, masih lagi mengelak dari memanggil Roh Kudus sebagai Tuhan, namun dengan tujuan untuk mengambil hati mereka yang lemah. Hilary dari Poietiers (sic) mempercayai bahawa Roh itu, yang menyelidiki hal-hal tersembunyi dalam diri Tuhan, semestinya adalah ilahi, namun tidak menemui sebarang petikan Alkitab di mana ia dipanggil Tuhan, dan membuat keputusan bahawa dia harus berpuas hati dengan kewujudan Roh Kudus yang diajarkan Alkitab dan yang diakui hati nurani (De Trinitate, ii, 29; and xii, 55; cf., Schaff, ibid.).

 

Schaff meneruskan perbincangan mengenai hal ini seperti berikut.

 

Namun jemaat tidak mungkin berpuas hati dengan hanya dua di dalam satu. Formula pembaptisan serta ucapan selamat para rasul, seperti lagu-lagu pujian tradisional trinitarian, meletakkan Roh Kudus setara dengan Bapa dan Anak, dan menuntut suatu perwatakan bertiga ilahi yang bersandar pada kesatuan intisari. Tritunggal ilahi boleh mengandungi ketidaksetaraan intisari, dan tiada campuran Pencipta dan ciptaan. Athanasius sedar tentang hal ini, dan menyokong dengan keputusan kewujudan bersama Roh Kudus, menentang Pneumatomachi atau Tropici (gelaran bagi orang-orang Makedonia).

 

Masalah sebenarnya adalah bahawa doktrin itu belum ditetapkan. Pandangan Athanasius ini telah diambil juga oleh Basil, Gregory dari Nazianzus, Gregory dari Nyssa, Didymus dan Ambrose (Schaff, ibid). Doktrin ini telah ditetapkan dari Sidang Alexandria pada tahun 362, di Rom pada tahun 375 dan akhir sekali di Constantinople pada tahun 381. Doktrin ini telah digunakan untuk merumuskan satu sistem kerajaan yang berciri empayar dan transnasional. Dominasi sedunia merupakan matlamat utama sistem ini. Ianya begitu kerana pergelutan penguasaan sepenuhnya antara dua struktur rohani.

 

Posisi Unitarian adalah berdasar nasional, dan sistem Eropah di bawah binatang Roma itu ingin untuk mencipta satu sistem di dalam empayar tersebut yang boleh mempergunakan Kekristianan. Binitarianisme tidak keruan secara falsafah, dan tidak disokong Alkitab. Unitarianisme mengajarkan pengadilan nasional yang berdasarkan pada pengadilan Tuhan, menurut Berkat dan Sumpahan di bawah hukum Tuhan. Roma merupakan sistem pagan, dengan satu sistem hukum pagan, dan Tuhan Triune merupakan dasar struktur agama Eropah ini. Konflik hukum-peraturan ini telah memulakan Perang-perang Arian, sebelumpun ia memasuki Eropah, di antara bangsa Yunani dan apa yang dipanggil sebagai bangsa Scythia. Unitarianisme, atau Arianisme seperti mana ia disalahpanggil (dengan andaian bahawa definisi-definisi Katolik adalah tidak betul), bertentangan dengan sistem hukum-peraturan Iblis. Gambar kepada binatang Roma (Daniel 2:33, 40-43; 8:21-27) harus dibentuk seperti yang diramalkan oleh Wahyu 13:14-15. Dasar masyarakat barat adalah berasas pada hukum-peraturan pagan ini. Itulah sebabnya ia tidak boleh terus hidup.

 

Sifat Tuhan menentukan sifat kerajaan. Atas sebab ini, sistem-sistem hierarki mempertahankan melalui penganiayaan, Ketuhanan mereka yang terhad dalam lingkungan sistem diteis atau Triune. Jemaat-jemaat pada abad kedua puluh tiada bezanya dengan mereka.

 

Foakes-Jackson memahami unsur kepolitikan yang tersirat di dalam pergelutan antara konsep-konsep Tuhan pihak Teutonik dan pihak Roma. Sebenarnya kedua-duanya mempunyai dasar yang salah. Dia mengatakan:

 

Kami percaya bahawa fahaman Arianisme orang-orang Visigoth, Lombard, Vandal, dan sebagainya, tidak lebih dari satu fasa di dalam pergelutan kepaderian antara konsep Kekristianan Teutonik dan Roma. Suku kaum biadap mengingini Jemaat nasional mereka sendiri, dan apabila mereka menemui satu bentuk Kekristianan yang dapat mengasingkan mereka dari kependetaan daerah dan yang bebas yang dibencikan di dalam Empayar itu, mereka berpegang erat padanya dengan penuh keangkuhan sebagai bangsa yang menakluki. Penghormatan alamiah mereka terhadap tamadun Roma membuatkan mereka secara umumnya bertoleransi terhadap agama yang disokongnya; dan di mana mereka disebutkan sebagai penganiaya, mungkin sekali motifnya adalah dari segi politik.

 

Kelemahan yang memang sedia ada di dalam kaum biadap yang menakluki kawasan Roma itu adalah ketidakmampuan mereka untuk organisasi, sementara kekuatan orang-orang Roma di dalam pemerintahan sivil dan kepaderiannya terletak di dalam satu sistem yang telah diuji oleh pengalaman berabad-abad lamanya. Golongan Arian tidak dapat memelihara diri mereka seperti juga dengan kerajaan-kerajaan Teutonik yang tidak tahan lama, dan para pendeta mereka akhirnya terpaksa tunduk kepada gereja-gereja kedaerahan Roma yang lebih berdisiplin. Penghapusan Arianisme sebagai sistem saingan merupakan salah satu faktor terpenting di dalam pembentukan tamadun Eropah moden; kerana kalaulah kaum biadap penakluk itu berpegang pada satu bentuk Kekristianan sementara bangsa yang lebih lemah percaya pada bentuk lain, maka tidak mungkin akan adanya kemajuan. Sungguhpun feudalisme zaman kegelapan begitu menindas sekali, ianya pasti tidak tertahan lagi jika penakluk-penakluk itu tidak memiliki kepercayaan serupa di dalam Kekristianan yang menggalakkan pertimbangan terhadap mereka yang ditakluki (F. J. Foakes-Jackson, artikel Arianism, ERE, Vol. I, halaman 783).

 

Kata-kata berpendua ini merupakan kelaziman sikap pembenaran diri pihak Trinitarian. Demi mempertahankan sistem Roma terhadap sistem Unitarian (yang disebut Arian), golongan paderi Roma telah mempergunakan kuasa orang-orang Frank untuk mengadakan perang dengan kawasan Eropah yang lain, negeri demi negeri, sehinggalah mereka telah menundukkan sistem-sistem saingan Arian yang lebih bertoleransi sementara mereka masih lagi dalam keadaan peralihan. Gereja Roma telah menjerumuskan Eropah ke dalam Zaman Kegelapan agar ia dapat merebut kuasa mutlak dan menabalkan sistem Roma, dan membuat gambar kepada binatang itu. Sistem ini bertahan dari tahun 590 hingga tahun 1850 atau selama 1,260 tahun (lihat karya-karya Distribusi Umum Jemaat Pemelihara Sabat [122] dan Peranan Hukum Keempat di dalam Jemaat-jemaat Tuhan Pemelihara Sabat dalam Sejarah [170]).

 

Ia seharusnya jelas bahawa sifat Tuhan adalah yang penting kepada sistem kerajaan yang dipakai oleh sesuatu bangsa atau kumpulan itu. Iblis telah diberikan tempoh enam ribu tahun untuk membentuk satu sistem yang memerintah bumi dengan keadilan, sesuai dengan sifat Tuhan. Sebaliknya, dia telah memilih untuk memakai satu sistem yang bertentangan dengan sifat Tuhan, yang berpadanan dengan suatu Ketuhanan yang menggambarkan sifatnya sendiri serta teologi pemberontaknya. Sistem Triune adalah simbolnya dan ditempatkan melawan, atau bertentangan kepada hukum-hukum Tuhan. Namun begitu, Iblis dan para iblis syaitan beroperasi dalam lingkungan batasan yang dikenakan Tuhan ke atas mereka. Dalam tempoh yang singkat, penguasaan Iblis akan berakhir. Kita dipanggil keluar dari dunia ini serta penyembahan tuhan dunia ini kepada suatu pemahaman akan Allah yang Maha Esa dan hukum-peraturanNya. Itulah sebabnya kenapa kita berkonflik dengan sistem-sistem dunia dan dianiaya.

 

Tuhan dan PemerintahanNya di dalam Keluarga Tuhan

 

Anak-anak Tuhan

Telah wujud anak-anak Tuhan sebelum penciptaan dunia ini (Ayub 38:4-7). Anak-anak Tuhan ini disusun di dalam suatu struktur di bawah pimpinan Bintang-bintang Fajar atau Para Pembawa Terang. Dalam kata lain, setiap pemimpin umat syurgawi itu mempunyai tugas mengajar dan menggembala. Ini dilanjutkan kepada hubungan antara bani syurgawi ini dengan manusia.

 

Godaannya, apabila membaca Alkitab, adalah untuk memaksa konsep-konsep kita sendiri ke atas struktur yang digariskan dan membuat andaian-andaian mengenai makhluk-makhluk yang dikenalpasti dalam lingkungan batas pemahaman kita yang dibiasakan menerima pandangan dunia ini seperti mana yang diajar oleh tuhan dunia ini. Para rasul berbuat begitu sebelum kesedaran mereka apabila mereka bertengkar mengenai siapa yang akan menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan itu nanti. Kristus menegur mereka dan mengatakan bahawa ianya bukan begitu dengan mereka. Makhluk-makhluk Kerajaan Tuhan adalah mereka yang melayani (Lukas 22:24-26; lihat juga Markus 10:42).

 

Lukas 22:24-26  Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. 25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. 26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

 

Mengikut rangka inilah kita patut perhatikan organisasi bani syurgawi seperti yang dikembangkan dari catatan Alkitab. Peranan serta fungsi individu-individu haruslah difahami dalam batas-batas kerangka ini. Dengan itu, pertikaian-pertikaian yang timbul dapat difahami dari kehendak serta konflik yang timbul sebagai akibat batas-batas rohani ini. Dengan itu dapat dirumuskan bahawa perlantikan elohim ke dalam sidang-sidang dan sebagai pemimpin atau utusan tidak melibatkan fungsi hierarki. Ini adalah kesilapan utama yang dibuat di dalam memahami pemerintahan Tuhan. Malahan, salahfaham ini melanjut kepada proses penciptaan dan perkongsian kuasa-kuasa Tuhan, sejak dari waktu penciptaan, dengan bani syurgawi. Trinitas, serta pendahulunya yang membingungkan iaitu Binitarianisme, menyerang tepat pada sifat Tuhan serta kemampuan  yang ditunjukkan Tuhan untuk berkongsi kuasaNya dengan anak-anakNya yang semuanya adalah hasil aktiviti dan kuasaNya.

 

Waktu, Metafizik dan Penciptaan

Persoalan mengenai permulaan adalah relevan kepada sifat Tuhan. Pendapat alkitab adalah bahawa hanya Allah seorang sahaja yang abadi (1 Timotius 6:16). Para Binitarian cuba untuk mengelak isu doktrin keabadian dengan menyangkal metafizik konsep waktu. Waktu adalah suatu hubungan antara benda yang wujud. Oleh itu, harus ada satu titik di mana waktu bermula jika adanya seorang Tuhan sebenar (Yohanes 17:3). Mengatakan bahawa waktu adalah abadi hanya dapat disokong satu situasi di mana dua atau lebih objek berdiri secara relatif dengan satu sama lain, selamanya. Waktu, ruang, jisim, tenaga adalah ekspresi sama suatu intisari asas yang tunggal. Kita menggelar benda ini sebagai roh. Tuhan adalah roh.

 

Yohanes 4:24  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

 

Masalahnya mungkin adalah, oleh kerana Tuhan adalah roh dan oleh kerana waktu, ruang, jisim, tenaga dan sebagainya merupakan ekspresi-ekspresi sama dari intisari asas tunggal ini, maka waktu boleh dikatakan telahpun wujud apabila roh wujud. Kerana Tuhan adalah abadi, maka begitu juga waktu adalah abadi. Hujah ini tidak berdasarkan alkitab (lihat bawah). Hujah ini menimbulkan persoalan Bagaimana pula dengan kepelbagaian Roh-roh Tuhan? Tujuh malaikat itu adalah tujuh roh Tuhan. Oleh itu mereka juga sepatutnya telah sentiasa wujud.

 

Namun begitu, jemaat awal, menganggap bahawa mereka adalah ciptaan awal Tuhan. Roh Kudus serta enam utusan lain merupakan roh-roh yang dicipta dari permulaan ((Shepherd of Hermas, Bk. 1, Ch. iv, ANF, Vol. II, halaman 14).

 

Oleh itu, adanya satu titik di mana roh itu menjadi relatif dan bukan hanya terkandung di dalam intisari ilahi itu sebagai satu ciri Tuhan. Allah wujud di dalam keabadianNya yang sentiasa ada. Dia satu-satunya yang abadi (1 Timotius 6:16). Tuhan adalah Raja segala zaman (1 Timotius 1:17; rujuk teks Yunani Tobit 13:6, 10) dan Allah segala zaman (theos tõn aiõniõn, rujuk Ecclus. 36:17; Yesaya 9:6; Yeremia 10:10). Aktiviti penciptaan Tuhan memulakan relativiti Roh dan dengan itu, waktu. Tuhan melanjutkan kemampuan untuk menjadi kekal kepada anak-anak Tuhan dari penciptaan mereka. Dengan penciptaan roh yang bebas bergerak atau merdeka, sebagai makhluk berakal yang berinteraksi dengan Tuhan, maka waktu bermula.

 

Tuhan seorang memiliki sifat maha mengetahui sebagai satu cirinya. Tuhan telah mengetahui segala pekerjaanNya sejak keabadian. Pemberontakan itu telahpun diketahui sebelumnya dan, dari situ juga, Anak Domba Allah sudahpun diketahui lebih awal sebelum penciptaan alam semesta fizikal (1Petrus 1:18-20; lihat pelbagai terjemahannya untuk memahaminya) yang ia akan diserahkan untuk disalibkan, melalui maksud dan rencana Tuhan (Kisah 2:22-23).

 

Pernyataan ini juga penting, dari sifat maha mengetahui ini, bahawa kasih karunia telahpun diberikan sebelum permulaan zaman/waktu (2Timotius 1:9; waktu abadi; chronõn aiõniõn, lihat The Interlinear Bible; disalahtulis sebagai sebelum dunia bermula, KJV). Oleh itu, kasih karunia adalah hasil kemahapengetahuan itu, atau pemahaman yang tidak terbatas, milik Bapa (Mazmur 147:5) sebelum waktu bermula. Hidup kekal juga adalah suatu hasil kemahapengetahuan ini sebelum zaman bermula (Titus 1:2). Tuhan mengisytiharkan yang hujung dari permulaan, kerana Ia Allah yang esa (1Timotius 1:17). Penetapan takdir ini sama sekali tidak menghalang kehendak bebas makhluk ciptaan sama ada rohani ataupun fizikal.

 

Oleh itu, penciptaan itu adalah hasil dari Bapa yang mempunyai suatu siri ciri-ciriNya yang dikongsikanNya melalui pembahagian dengan anak-anak Tuhan. Hanya Allah Bapa seorang yang:

1. Wujud sendiri dan kerana itu abadi (Yohanes 5:26; 1Timotius 6:16)

2. Maha mengetahui (Yesaya 46:10; Mazmur 147:5; Matius 24:36; 1Timotius 1:17)

3. Maha kuasa (Markus 14:36; Lukas 1:37)

4. Tidak berubah (Yakobus 1:17; Maleakhi 3:6)

5. Allah benar yang satu dan sumber hidup kekal (Yohanes 17:3; 1Yohanes 5:20)

6. Dia tinggal dalam terang yang tidak boleh dihampiri dan tiada seorangpun yang pernah melihatNya atau yang akan dapat melihatNya (Yohanes 1:18; 1Timotius 6:16) kerana Dia adalah roh (Yohanes 4:24)

7. Dia adalah pencipta segala sesuatu, melalui Kristus. Melalui kehendak Allah segala sesuatu wujud, dicipta menurut dan untuk kehendakNya (Mazmur 134:3; Kolose 1:15; Ibrani 1:2; Wahyu 4:11). Dia adalah sumber kehidupan (Mazmur 36:9; Yohanes 5:26).

Posisi Binitarian adalah bahawa kedua-dua Tuhan dan Kristus telah sentiasa wujud, oleh itu tidak ada permulaan waktu. Waktu dipercayai adalah abadi tanpa penghujung. Posisi ini jelas sekali bertentangan dengan Alkitab di mana ia percaya pada kewujudan dua Allah sebenar, dan Yohanes mengatakan terdapat hanya seorang Allah sebenar dan bahawa Kristus telah diutus olehNya (Yohanes 17:3; 1Yohanes 5:20). Para Trinitarian menyedari ketidaktentuan hujah ini, kerana ianya posisi dari mana mereka muncul. Pihak Trinitarian berhasrat menegaskan bahawa Allah benar yang satu adalah terdiri dari tiga orang yang, bersama-sama, membentuk Allah yang maha esa. Dengan itu, mereka dapat menyatakan, waktu adalah abadi kerana ia adalah hubungan antara watak-watak ilahi ini. Kedudukan relatif Bapa, Anak dn Roh Kudus dianggap sebagai fungsi-fungsi Ketuhanan. Bapa dikatakan adalah Bapa yang abadi. Anak adalah hasilan dari Bapa namun telah wujud abadi. Roh dipercayai adalah suatu perkembangan Bapa (Ortodoks) atau dari Bapa dan Anak (Filioque: Roman Katolik dari Majlis Toledo). Oleh itu, para Trinitarian mempercayai bahawa Anak adalah suatu Generasi (Hasilan) Bapa, namun tiada ketikanya apabila Anak itu tidak wujud. Begitu juga dengan Roh Kudus. Pandangan ini tidak masuk akal dari segi intelektual dan bertentangan dengan Alkitab. Tiada sebarang hubungan Bapa dan Anak yang dapat didasarkan pada premis sebegitu dalam sebarang struktur bahasa mahupun logik.

 

Anak Allah yang telah menjadi satu-satunya Tuhan yang diperanakkan adalah Kristus (Yohanes 1:18; monogenes theos: lihat Hort, On [monogenes theos] in Scripture and Tradition in Two Dissertations, Cambridge and London, 1876, halaman 541 dan seterusnya) iaitu penjelasan bagi hal ini di dalam pertikaian-pertikaian dari tahun 1861 (berikutan posisi Abbot (Bibl. Sacr. Oct 1861; Unitarian Review, Jun 1875) terhadap artikel dari Drummond (Theol. Rev. Oct. 1871) dan telah menjadi dasar untuk teks itu menurut Hort dan juga dari Tregelles) (lihat Thayer [monogenes], halaman 418). Kristus adalah Mesias (Mazmur 2:2; Yohanes 1:41) dan Anak Allah (Eloah) (Yohanes 20:17; 1Yohanes 5:5; Amsal 30:4-5) yang lahir dari perawan Maria (Yesaya 7:14-15; Lukas 1:30-33). Dia telah dihantar untuk menebus penciptaan dan mendamaikan manusia kepada Tuhan sebagai Juruselamat (Roma 5:10; 8:19-23; Kolose 1:20; 1Timotius 2:4-6).

 

Oleh itu, ada ramai anak-anak Tuhan. Kristus adalah yang sulung dari bani syurgawi namun adalah satu-satunya Tuhan yang dilahirkan. Maka terdapat ramai anak-anak Tuhan yang lahir secara roh namun Kristus adalah satu-satunya elohim yang telah diperanakkan sebagai manusia. Dari segi ini, dia adalah prõtotokos atau sulung dari segala makhluk (Kolose 1:15), antara ramai saudara (Roma 8:29) dan yang pertama bangkit dari yang mati (Kolose 1:18). Dalam cara ini kita adalah perkumpulan dan jemaat sulung atau pertama (Ibrani 12:23). Jelas sekali kita bukanlah yang sulung dari struktur manusia. Kita adalah yang pertama dari orang mati di dalam kebangkitan pertama itu. Oleh itu, terdapat perkembangan perbezaan di dalam sifat anak-anak Tuhan sepanjang fasa penciptaan ini. Mereka yang diambil sekarang ditakdirkan menjadi elohim, sebahagian dari keluarga raja, seperti mana Malaikat Yahovah adalah elohim yang mengepalai mereka (Zakharia 12:8). Kristus menjadi anak Tuhan yang berkuasa melalui Roh Kudus dari kebangkitannya dari mati (Roma 1:4). Bagaimanapun, para malaikat adalah saudara-saudara sebagai anak-anak Tuhan (Wahyu 12:10). Mereka telah diutus sebagai roh-roh pelayanan untuk membantu kita melalui fasa ini (Ibrani 1:14) (lihat karya Tujuan Penciptaan dan Pengorbanan Kristus [160]). Kristus telah melepaskan pangkatnya serta kekuasaannya di antara anak-anak Tuhan untuk menjadi manusia. Dia setia hingga pada mati (Filipi 2:6). Dia berada di dalam bentuk tuhan kerana memiliki sifat ilahi itu namun telah melepaskan kuasanya ini yang telah diterimanya dari Allah melalui Roh Kudus dan menjadi manusia. Dia tidak berusaha untuk mencapai kesetaraan dengan Allah, seperti mana yang Iblis telah cuba lakukan (Filipi 2:6). Dia meningkat darjatnya melalui apa yang telah dideritainya, taat kepada Dia yang telah menciptanya (diterjemahkan sebagai ditetapkan di dalam teks-teks, Ibrani 3:2). Sungguhpun dia seorang anak, dia telah belajar untuk taat dari apa yang dilaluinya, dan setelah dijadikan sempurna dia menjadi pokok keselamatan kepada mereka yang taat kepadanya, dipanggil oleh Tuhan sebagai Imam Besar menurut aturan Melkisedek (Ibrani 5:8-10; rujuk Mazmur 110:4).

 

Maka Roh Kudus adalah kuasa Allah (Lukas 1:35; 1Korintus 2:10-14) dan adalah melaluinya sifat ilahi terlihat (Mazmur 139:1-7; Roma 8:13-17; 2 Timotius 1:7; 1Yohanes 3:24), dan roh hidup kekal (Roma 8:10, 14; 2 Petrus 1:3-4). Oleh itu Kristus menerima kuasanya sebagai anak Tuhan melalui Roh Kudus. Ini adalah benar bagi semua anak-anak Tuhan, syurgawi dan juga manusia. Maka, semua bani syurgawi mengambil bahagian di dalam kudrat ilahi itu seperti juga  kita (2 Petrus 1:4) melalui Roh Kudus.

 

Jemaat awal percaya bahawa nukleus bani syurgawi merupakan permulaan penciptaan (The Shepherd of Hermas, ibid.). Penciptaan elohim adalah permulaannya. Hanya Allah seorang saja yang wujud abadi tanpa sesiapapun yang setara denganNya. Ini adalah pandangan tetap Jemaat awal (lihat karya Teologi Awal Tentang Ketuhanan [127]). Pandangan ini menghindari Binitarianisme sama sekali. Penciptaan roh-roh sebagai anak-anak Tuhan adalah peringkat pertama penciptaan rohani. Penciptaan fizikal adalah kemudiannya.

 

Aturan Syurgawi

Anak-anak Allah telah disusun ke dalam suatu struktur makhluk-makhluk yang bertanggungjawab. Anak-anak Allah (Ayub 1:6; 2:1; 38:7; Mazmur 86:8-10; 95:3; 96:4; 135:5) adalah Bene Elyon atau anak-anak yang Maha Tinggi. Jadi mereka mempunyai satu asal di dalam Allah yang Maha Tinggi. Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan mempunyai asal yang sama (Ibrani 2:11, lihat bawah). Kristus dan bani syurgawi adalah saudara. Kristus mengakui kita di hadapan Tuhan dan mereka yang di syurga (Mazmur 22:22; Ibrani 2:12; Wahyu 3:5). Dengan itu adanya suatu hubungkait yang wujud antara Kristus dan ahli-ahli lain bani syurgawi di mana mereka mempunyai tanggungjawab serta pengetahuan aktiviti-aktiviti berhubung penciptaan. Mereka membentuk suatu Sidang Elohim atau Tuhan-tuhan Keadilan. Pemahaman ini sudah lama wujud dalam Israel (lihat juga karya Leopold Sabourin SJ The Psalms: Their Origin and Meaning, Alba House, NY, halaman 72-74 untuk catatan berkenaan sidang ini).

 

Kristus adalah sebahagian dari Sidang itu namun telah diutus kepada penciptaan sebagai Anak Domba dan, kerana itu, dia dilantik sebagai elohim melebihi teman-teman sekutunya (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Dengan itu, adanya satu ketika apabila dia berada pada tahap yang sama dan melakukan fungsi-fungsi yang serupa seperti mana yang dilakukan umat syurgawi yang lain. Alkitab banyak memperkatakan tentang organisasi mereka sebagai suatu Angkatan. Namun, rujukan tersebut berselerak dan harus dikumpulkan bersama, perintah demi perintah, baris demi baris dan sebagainya (Yesaya 28:10,13).

 

Kita tahu bahawa Kristus adalah yang sulung dari penciptaan. Dia telah menyusun atau menjadikan singgasana, kerajaan, pemerintah, penguasa. Di dalamnya segala sesuatu terpelihara atau hidup (Kolose 1:16-17).

 

Dia salah seorang dari elohim, tetapi kini dia adalah Imam Besar mereka. Sidang itu dikenalpasti di dalam Perjanjian Baru sebagai suatu struktur yang melibatkan sekitar tiga puluh makhluk. Bagaimanapun, kita tahu bahawa sidang Sanhedrin dilantikkan sebagai tujuh puluh tua-tua dan kita tahu bahawa mereka dikenalpasti sebagai tujuh puluh dua makhluk. Ini diteruskan kepada para tua-tua Jemaat bagi pengurapan tujuh puluh orang itu di dalam Lukas 10:1,17 di mana tujuh puluh orang itu sebenarnya adalah tujuh puluh [dua] atau hebdomakonta [duo]. Kita akan lihat di bawah bahawa tujuh puluh dari Angkatan itu telah diperuntukkan bangsa-bangsa sebagai tanggungjawab mereka. Kitab Wahyu memberikan struktur kumpulan tiga puluh dalaman. Kumpulan ini banyak menunjukkan kepada kita tentang susunan Angkatan syurgawi.

 

Wahyu 4:1-11 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. 2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. 3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. 4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. 5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. 6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." 9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, 10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: 11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.

 

Takhta Allah dikelilingi oleh empat makhluk dengan kepala yang berlainan. Ini adalah kepala singa, lembu, burung nasar dan manusia. Mereka mempunyai enam sayap. Makhluk-makhluk yang mempunyai enam sayap adalah serafim. Makhluk-makhluk ini disebutkan di dalam Yesaya 6:2,6. Mereka mempunyai kuasa untuk membersihkan dosa untuk menyediakan para nabi (Yesaya 6:7). Makhluk-makhluk ini diberi tanggungjawab untuk menyediakan Yesaya untuk keluar membawa khabar tentang penyelerakan itu dari Yesaya 6:8 dan juga pengumpulan itu dari Yesaya 40:3,6.

 

Istilah Serafim adalah plural kepada perkataan SHD 8314 sârâph yang bermakna membakar dan, dengan itu, beracun seperti ular (lihat Strong's). Perihal membakar ini juga dikaitkan dengan warna tembaga mereka. Maka mereka adalah ular-ular berapi syurgawi. Orang-orang timur memanggil mereka sebagai naga. Pemahaman ini adalah pengetahuan umum di Israel dan di seluruh dunia purba. Penduduk British awal, khususnya penduduk Welsh dan Cornish, menggunakan istilah naga sebagai sama erti dengan raja, dan lambang Wales sehingga hari ini adalah Naga Merah. Naga Merah dikenalpasti sebagai Kerub yang Menutupi iaitu Iblis (Wahyu 12:3). Nama mereka terbit dari akar kata Ibrani SHD 8313 sâraph yang bermakna memarakkan api atau membakar. Makhluk-makhluk ini adalah elemen-elemen penting Angkatan syurgawi. Mereka adalah kepala-kepala malaikat. Enam sayap itu menandakan pangkat serta tugas mereka. Sayap-sayap itu ada dalam tiga bahagian. Nampaknya bilangan sayap itu mungkin menunjukkan fungsi berkaitan kehampiran mereka dengan Tuhan dan, dengan itu, melibatkan tanggungjawab-tanggungjawab mereka sebagai utusan serta fungsi-fungsi mengajar dan mentadbir.

 

Kepala-kepala malaikat telah sentiasa diwakilkan dalam empat bahagian/divisi. Kitab Henokh menamakan mereka Mikhael (dia yang bertanggungjawab ke atas bahagian terbaik manusia), Gabriel (bertanggungjawab ke atas ular-ular, Taman dan Kerubim), Uriel (malaikat guruh dan gempa bumi, iaitu Wahyu 11:13,16; 16:18) dan Raphael (maknanya Tuhan telah menyembuhkan; Dia adalah malaikat bagi roh-roh manusia, iaitu Malaikat Kebangkitan). Nama Raphael mungkin satu rujukan kepada rekahan yang Satanel hasilkan apabila dia memberontak dan kehilangan bahagian namanya el dan dengan itu juga pangkatnya. Maka Iblis (Satan) disingkirkan sebagai Kerub yang Menutupi. Nama Raphael mungkin juga merujuk kepada pendamaian pada kebangkitan.

 

Nama-nama malaikat utama ini juga termasuk Raguel (dia yang membalas dendam terhadap bumi serta terang cahaya, iaitu seorang lagi Malaikat Wahyu) dan Saraqael (dia bertanggungjawab ke atas roh-roh yang menyebabkan manusia berdosa, iaitu dia adalah malaikat jurang yang dalam itu) (Knibb The Ethiopic Book of Enoch, Oxford Clarendon, 1982, Vol. 2, Ch. 20.1-2, halaman 106-107). Malaikat-malaikat ini ada enam bilangannya dan inilah bilangan yang disebutkan di dalam karya Shepherd of Hermas sebagai yang ada di dalam penciptaan utama itu. Karya Shepherd of Hermas mengenalpasti Mikhael sebagai kepala malaikat di Sinai yang telah menyerahkan hukum itu. Buku Kisah mengenalpasti malaikat di dalam Keluaran itu sebagai Kristus. Dengan itu, bersama-sama denga teks-teks di dalam Daniel 10:13,21; 12:1, Yudas 9 dan Wahyu 12:7 di mana dia adalah panglima bala tentera Tuhan, iaitu kedudukan yang dikhaskan kepada Kristus, maka tidak hairanlah bahawa Jemaat biasanya menyamakan Kristus dengan Mikhael, sebelum penjelmaannya sebagai manusia.

 

Simbolisme kepala-kepala makhluk-makhluk yang mengelilingi takhta Tuhan itu dapat dikenalpasti melalui rujukan kepada Perjanjian Lama di mana Kerubim ditemui. Mereka dirujukkan di dalam Yehezkiel 10:1-20 (lihat karya Maksud Penglihatan Yehezkiel [108] untuk penerangannya). Di sana mereka dikenalpasti sebagai Kerubim dengan rujukan silang juga kepada Yehezkiel 1:1-28. Struktur Kerubim ini disalin semula pada tahap empat sayap. Oleh itu, fungsi ini nampaknya juga disalin menurut fungsi atau subdivisi. Kita dapat rumuskan bahawa simbolisme empat binatang itu berkait kepada Kerubim yang mengelilingi takhta Tuhan. Dari dari Kerubim ini telah ditempatkan di Taman Eden (Kejadian 3:24).

 

Apakah fungsi yang dimainkan kepala-kepala binatang itu? Jawapannya dapat ditemui di dalam panji-panji perang Israel serta divisi suku-suku itu dari Bilangan 10 dan 11. Khemah Pertemuan merupakan salinan atau bayangan sistem syurgawi itu. Sidang tua-tua itu ditempatkan di sekeliling khemah suci itu. Roh Tuhan diletakkan ke atas mereka dan mereka bernubuat sama seperti Musa yang merupakan pusat aktiviti Tuhan kepada ciptaan fizikal (lihat Bilangan 11:24:25). Sebagai tambahan kepada tujuh puluh itu, ada dua orang nabi lagi iaitu Eldad dan Medad yang bernubuat di luar perkhemahan itu, dan menjadikannya tujuh puluh dua orang dalam ertikata fizikal (Bilangan 11:26-30). Allah serta Kristus adalah tambahan rohaninya.

 

Dengan itu, terdapat Tempat (Khemah) Suci pada tengah-tengah Angkatan Israel. Di dalam Khemah Suci itu adalah Tempat Maha Kudus serta Roh Tuhan. Musa dan Harun menjaga Tempat Maha Kudus itu. Musa telah dijadikan Elohim kepada Firaun dan sejak itu memegang perlantikan tersebut (Keluaran 7:1). Harun adalah Imam Besar. Ini mewakilkan hubungan Allah/Kristus.

 

Suku-suku itu disusun mengikut dua belas bahagian di sekeliling Khemah Suci itu. Suku Lewi dijadikan keimamatan. Yusuf dibahagikan kepada dua suku demi hak kelahiran, iaitu Efraim dan Manasye. Dua belas suku itu dibahagikan kepada empat. Divisi utara adalah Dan, Asyer, Naftali. Divisi timur adalah Yehuda, Isakhar dan Zebulon. Divisi selatan adalah Ruben, Simeon dan Gad. Divisi barat adalah Efraim, Manasye dan Benyamin. Dua belas suku itu masing-masingnya mempunyai panji-panji mereka. Simbol-simbol empat divisi itu bertepatan dengan empat simbol suku yang mendahului. Yehuda adalah pertama dari suku-suku itu (Bilangan 10:14). Dari situ susunannya adalah: Isakhar, Zebulon. Ini, iaitu divisi timur, adalah aturan pertama perbarisan. Simbol Yehuda adalah singa. Khemah Suci itu kemudiannya mengikuti.

 

Yang kedua di dalam aturan perbarisan itu adalah Ruben diikuti dengan Simeon dan Gad. Divisi ini dikenalpasti dengan manusia di dalam sistem selatan (lihat Yehezkiel 1 untuk arahan). Divisi barat adalah Efraim, kemudian Manasye dan Benyamin. Simbol divisi barat adalah lembu. Divisi utara adalah Dan, Asyer, Naftali dan simbol divisi utara ini adalah burung nasar. Dan juga dikaitkan dengan ular atau kala jengking. Divisi utara ini adalah yang belakang di dalam aturan perbarisan Israel (Bilangan 10:25) dan, dengan itu, kala jengking memang padan sebagai panji perang. Sengat Israel, seperti mana mereka melihatnya, adalah pada ekornya.

 

Janji-janji kepada suku-suku itu juga mempunyai maksud pentingnya kepada identifikasi mereka (Kejadian 49:1-28).

 

Divisi-divisi keimamatan juga dijadikan dua puluh empat (seperti mana divisi-divisi bangsa itu). Oleh itu, terdapat dua divisi untuk setiap suku. Ini merupakan satu kiasan bagi peruntukan dua Kerubim kepada satu unit. Terdapat dua Kerubim bagi tabut perjanjian serta tutup pendamaian itu (Keluaran 25:18 hingga 26:31; 37:8-9). Ini juga diwakilkan di dalam transfigurasi itu di mana Kristus dilihat bersama dengan Musa dan Elia. Kristus menduduki tutup pendamaian sebagai Imam Besar. Musa dan Elia diwakili sebagai Kerub-kerub yang Menutupi atau mereka mengambil fungsi makhluk-makhluk ini, lantas menggantikan dua kedudukan yang kehilangan di dalam pemberontakan oleh Iblis itu, dan seperti yang akan kita lihat, makhluk berkepala singa atau Aion. Dua puluh empat divisi itu mewakili keimamatan di dalam Bait Suci seperti yang kita lihat dari divisi-divisi yang disenaraikan di dalam 1Tawarikh 24:7-19. Dua puluh empat itu juga mewakili divisi-divisi khemah syurgawi seperti yang kita lihat dari Wahyu 4:1 dan seterusnya.

 

Dari Wahyu 4 dan 5 kita lihat bahawa Sidang tua-tua syurgawi itu terdiri daripada dua puluh empat tua-tua. Mereka berada di sekeliling takhta itu. Mereka memakai pakaian putih dan mahkota emas (Wahyu 4:4). Tujuh roh Tuhan berada di hadapan takhta itu sebagai tujuh obor yang menyala. Di hadapan takhta itu adalah lautan kaca bagaikan kristal. Empat makhluk itu ada di tengah-tengah takhta itu dan sekelilingnya. Maka, makhluk-makhluk ini berkongsi kekuasaan dengan Tuhan dan divisi-divisi mereka mengelilingi takhta tersebut. Di sini kita dapati satu pembezaan. Para tua-tua mempunyai kedudukan di hadapan takhta itu sebagai satu sidang, sementara empat makhluk itu berkongsi fungsi-fungsi penguasa yang diserahnya kepada mereka. Kita dapat rumuskan dari posisi-posisi di dalam nubuatan-nubuatan Yehezkiel 1 dan 10 serta penyusunan di sekeliling khemah suci dari Bilangan 10 bahawa kepala-kepala malaikat mengatur empat divisi bani syurgawi. Dasar dua kepada satu suku untuk khemah itu menunjukkan bahawa terdapatnya dua belas divisi syurgawi di dalam empat zon atau kuadran pentadbiran.

 

Sidang dalaman mewakili fungsi pengadilan. Maka adanya perintah:

 

Janganlah engkau mengutuki Allah (elohim) dan janganlah engkau menyumpahi seorang pemuka di tengah-tengah bangsamu. (Keluaran 22:28)

 

Fungsi pengadilan bersandar pada Sidang itu, di bawah Kristus. Fungsi ini juga diperluaskan kepada Sanhedrin. Jadi, elohim adalah yang berada di dalam pengadilan. Kita tidak boleh membuat kesimpulan adanya suatu struktur hierarki dari pengumpulan sebegini. Sememangnya ianya kelihatan bahawa elohim diberikan tanggungjawab untuk memerhatikan doa-doa orang-orang kudus (Wahyu 5:8). Oleh itu pengadilan kita harus dalam cara tertentu berkait dengan interaksi kita dengan Sidang ini. Struktur ini tidak membayangkan suatu aturan atau hierarki, tetapi sebaliknya hanya keputusan yang berdasarkan interaksi kumpulan.

 

Perang Propaganda di Syurga

Dari Yehezkiel 1 dan 10 kita mungkin dapat rumuskan bahawa Kerubim telah memberi kuasa  kepada  empat kuadran itu. Kita temui simbolisme ini di dalam dunia purba di dalam makhluk minotaur, aion, genii (jin), dan titan atau bani syurgawi yang telah jatuh. Simbol-simbol ini ditemui di kalangan orang-orang Crete, Yunani, Persia, dan orang-orang timuran umumnya.

 

Seperti yang dijangkakan di dalam mana-mana peperangan, terdapatnya suatu sistem propaganda yang sedang berjalan. Iblis telah menubuhkan suatu sistem berdasarkan penipuan dan dia dipanggil sebagai bapa dusta (Yohanes 8:44). Dia adalah penguasa kerajaan angkasa (Efesus 2:2). Pseudologon yang disebutkan di dalam 1Timotius 4:2 mungkin bukan sekadar tipu daya tetapi, sebaliknya, suatu roh atau bicara palsu yang menggantikan Roh Kudus atau terbitan dari Allah, dan yang mana Kristus merupakan wakilnya sebagai logos.

 

Dengan itu, dua sistem propaganda itu adalah Alkitab sebagai nubuatan yang diwahyukan pada satu pihak serta sistem-sistem pagan, kultus-kultus dan petunjuk-petunjuk misteri di pihak yang satu lagi. Oleh itu, kita boleh mendapat pemahaman yang lebih baik tentang pandangan kuno terhadap kosmologi syurgawi dari sejarah dan arkeologi.

 

Sistem Mithras memperlihatkan simbolisme pembunuhan lembu jantan di mana Perseus membunuh lembu jantan dengan sistem-sistem bintang yang lain memerhatikannya atau berkait dengannya. Taipologi Mithras ini sebenarnya adalah suatu pengamatan sistem syurgawi, bukan seperti mana pada abad pertama, seperti yang mungkin dijangkakan, tetapi sebaliknya beberapa milenium sebelumnya. Oleh itu, mitos ini adalah purba dan membayangkan pemahaman tentang perang-perang di syurga berabad-abad sebelum kelahiran Kristus.

 

Kita dapat simpulkan dari simbolisme tersebut apakah divisi-divisi syurgawi yang dikaitkan dengan pemberontakan itu. Kerub berkepala manusia itu adalah Iblis (Satan). Dia telah cuba menggantikan Bapa. Dengan cara yang sama Ruben, anak sulung Israel, telah menodai tempat tidur bapanya untuk cuba menggantikannya dan telah kehilangan hak kelahirannya. Iblis telah mengambil sepertiga dari bani syurgawi itu dan bukan hanya satu kuadran. Oleh itu, penglibatan sebahagian sistem lain diusulkan. Siapa mereka ini dapat dikenalpasti dari sejarah.. Pemahaman kultus-kultus misteri dari sistem-sistem Mithras dan Aion telah sentiasa menggambarkan Aion dengan seekor ular berlingkar di sekeliling Aion itu dan kepala ular itu lebih atas dari kepala Aion (lihat karya D. Ulansey The Origin of the Mithraic Mysteries, Oxford University Press, New York, 1989, plat-plat 1.4, 3.5, 5.2, 7.15). Dengan itu, kita mungkin dapat simpulkan dari kultus-kultus misteri itu serta legenda-legenda yang dikaitkan dengannya berkenaan sistem Aion itu bahawa elemen kedua dari pemberontakan itu adalah sistem Aion atau kepala singa.

 

Ini diperkukuhkan lagi oleh sebilangan kelainan pada simbolisme itu. Aion juga dikaitkan dengan watak Gorgon. Juga, sistem berkepala manusia ini digambarkan oleh ular yang berlingkar dengan kepala singa pada dadanya (Ulansey, ibid., plat 7.19). Gorgon digambarkan sebagai pihak bertentangan dengan Aion secara lazimnya (Ulansey, halaman 33 dan seterusnya). Nampaknya Gorgon adalah perwakilan bahagian separuh lagi sistem Aion itu. Gorgon adalah elemen yang berlawanan. Ini diterangkan dalam ertikata alkitab sebagai pemberontakan atau perpecahan kuadran kedua di mana sebahagian daripadanya telah menyertai Iblis di dalam pemberontakan itu. Dengan itu, legenda Gorgon dan Perseus mempunyai kaitan dengan pemberontakan di syurga itu. Iblis-Perseus dan Aion memberontak dan terdapat konflik dalaman di dalam sistem Aion itu sendiri.

 

Tidak terbatas kepada mitos-mitos yang tiada aplikasinya kepada model alkitab itu, mitos-mitos pagan itu sebenarnya adalah pembalikan peperangan di syurga yang digambarkan dari sudut pandangan bertentangan. Justeru itu, maklumat ini mempunyai kepentingan yang lebih besar ke atas pemahaman struktur syurgawi itu.

 

Zodiak dikaitkan dengan Aion (plat 7.15 dadn juga plat Mithras 7.18) di mana ia muncul dari telur sistem-sistem timur. Ulansey berpendapat bahawa kita berhadapan dengan satu simbolisme Mithraic-Orphic-Aionic (halaman 122). Misteri-misteri Orphic juga dikaitkan dengan Chronos dan Phanes berkaitan waktu/masa. Ukiran Orphic Modena menggambarkan Phanes dililiti oleh ular itu iaitu Chronos, yang memecah keluar dari telur kosmik itu (Ulansey, rajah 7:17) yang patut dibandingkan dengan dewa Mithras berkepala singa yang standard. Ulansey mengatakan bahawa apa yang kelihatan seperti:

 

perbezaan antara kedua watak ini lenyap apabila kita menyedari, sebagai contohnya, bahawa zodiak yang mengelilingi Orphic Phanes juga muncul pada tubuh dewa berkepala singa itu...dan bahawa kepala singa watak Mitras itu muncul pada dada dewa Orphic. Malahan telur dari mana Phanes tersebut dilahirkan nampaknya dicerminkan oleh bola glob atas mana watak Mithras berkepala singa itu berdiri. Sesungguhnya kita mengetahui dari satu inskripsi yang diukir pada ukiran Modena itu bahawa walaupun asalnya adalah Orphic, pada satu ketika ia telah dimiliki oleh seorang bakal anggota Mithraic (halaman 120).

 

Ulansey mengatakan bahawa identifikasi antara Mithras dan Phanes...juga jelas dibuktikan oleh suatu inskripsi yang ditemui di Rom yang dipersembahkan kepada Zeus-Helios-Mithras-Phanes (halaman 121).

 

Aion atau dewa waktu Hellenistik jelas sekali dikenalpasti dengan sistem ini serta zodiak itu (ibid.).

 

Sistem Mithras serta zodiak yang dikaitkan dengannya dan dengan misteri-misteri Babilon merupakan satu gambaran bertentangan dari model alkitab itu. Kita dapat membentuk zodiak itu mengikut suku-suku alkitab dan kita akan lihat suatu model yang serupa tetapi berlainan kepada struktur yang dicamkan dengan lokasi suku-suku itu dan simbol-simbol yang dikaitkan dengan mereka. Subjek ini memerlukan penelitiannya sendiri dan akan dikaji kemudiannya.

 

Kultus-kultus misteri yang telah menyelinap masuk ke dalam Kekristianan melalui sistem Roma itu sendirinya mewakili gambaran Hellenistik tentang struktur syurgawi itu seperti mana ia difahami dari zaman-zaman selepas zaman banjir. Ini menunjukkan perang-perang serta kosmologi itu dari sudut pandangan mereka. Pandangan kosmologi ini masih wujud lagi hari ini di dalam masyarakat moden.

 

Pengaturan Ciptaan Fizikal

Tanggungjawab ke atas ciptaan fizikal itu telah diperuntukkan Tuhan kepada bani syurgawi. Anak-anak Allah diperuntukkan bangsa-bangsa itu menurut bilangan mereka yang dari tradisinya adalah tujuh puluh kerana secara tradisionalnya terdapat tujuh puluh bangsa di dalam pembahagian yang dilakukan Tuhan itu. Teks ini ditemui di dalam Ulangan 32:8.

 

Ulangan 32:8 Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Allah. (RSV)

 

Istilah Anak-anak Allah (beny Eliym) ditemui di dalam teks-teks Ibrani bagi 32:8 di dalam Skrol-skrol Laut Mati (DSS). LXX menuliskan teks itu sebagai malaikat-malaikat Tuhan (aggelon Theou). Kita tahu dari bukti sejarah bahawa Teks Masoretik (MT) telah diubah beberapa lama selepas Kristus sehingga mencatatkan anak-anak Israel. Teks itu terbawa ke dalam KJV, namun ia dapat dibuktikan tidak betul, dengan adanya LXX serta penemuan DSS yang saling menyokong dan mengesahkan. Sebabnya kenapa MT telah diubah nampaknya adalah untuk membataskan konsep Ketuhanan. Tidak kira apa yang dikatakan teks ini, dari Perjanjian Lama, diketahui adanya pelbagai anak-anak Tuhan di mana Kristus adalah salah satunya sebelum penjelmaannya sebagai manusia.

 

Seperti yang telah kita lihat, Anak-anak Allah disusun ke dalam suatu struktur kerajaan. Ini digelar sebagai Sidang Elohim atau Sidang Tuhan-tuhan Keadilan (lihat juga Sabourin, ibid.).

 

Mazmur merujuk kepada elohim dalam ertikata plural di dalam banyak ayat. Elohim Israel adalah antara Sidang ini (Mazmur 82:1) dan Sidang ini diperluaskan untuk memasukkan manusia (Mazmur 82:6). Umat pilihan akan menjadi keluarga raja dan dengan itu, elohim, seperti mana Malaikat Yahovah yang mengepalai mereka (Zakharia 12:8). Maka, Malaikat Yahovah adalah seorang Elohim (Kejadian 48:15-16; Zakharia 12:8; lihat juga karya Malaikat YHVH [024]). Bila saja elohim atau anak-anak Tuhan diutus kepada manusia, mereka digelar utusan-utusan. Ini adalah malak dalam bahasa Ibrani atau aggelon di dalam bahasa Yunani. Perkataan malaikat (angel) sekadar bermakna utusan. Malaikat-malaikat ini dipanggil Elohim, dan juga Yahovah, kerana mereka adalah utusan-utusan bagi Sidang itu dan bagi Allah Maha Tinggi atau Yahovah Semesta Alam. Malaikat Yahovah telah digelar Tuhan-yang-melihat oleh Hagar (Kejadian 16:7-13), maka begitulah teks Perjanjian Baru pada Wahyu 2:18, 25. Dia disebutkan sebagai Elohim dan Malaikat Yahovah secara berganti (Kejadian 21:17-20).

 

Gelaran Yahovah adalah gelaran yang diagihkan yang dibentuk dari nama Yahovah Semesta Alam iaitu Allah yang esa. Malaikat Yahovah muncul bagi pihak Allah yang Maha Esa, yang Maha Kuasa iaitu Allah Bapa (contohnya Kejadian 17:1-3; 2Korintus 6:18; Wahyu 15:3; 19:15 RSV; 21:22) yang tidak pernah dilihat sesiapapun (1Timotius 6:16; Yohanes 1:18; 17:3; 1Yohanes 5:20). Di dalam Kejadian 18:2-3, tiga makhluk muncul. Ketiga-tiganya disebut sebagai Yahovah. Dalam Kejadian 18:16-22, salah seorang makhluk ini yang bergelar Yahovah tinggal bersama Abraham setelah dua yang lain berangkat ke Sodom. YHVH ini kemudiannya merujuk kepada YHVH dalam bentuk pihak ketiga sebagai memberkati Abraham, lantas menunjukkan adanya pelbagai makhluk yang membawa gelaran Yahovah.

 

Makhluk-makhluk yang dipanggil YHVH itu dirujukkan di dalam bab 19 sebagai malak atau malaikat (Kejadian 19:18 RSV; perhatikan bahawa ini adalah salah satu dari 134 pengubahan kata Yahovah kepada Adonai oleh Sopherim). Malaikat Yahovah dipanggil sebagai Elohim dan Yahovah di pelbagai tempat di dalam Perjanjian Lama (lihat karya Malaikat YHVH [024]). Dia adalah Tuhan kepada Rumah Allah (El Bethel; Kejadian 28:11-21; 31:11-13). Elohim telah dilantik sebagai elohim atau Imam Besar ke atas rumah Allah (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9; 3:6; 10:21). Dia memberkati Abraham dan Ishak, seperti mana Ismael telah diberkati oleh Malaikat Yahovah, iaitu Allah yang melihat (Kejadian 35:1-13). Dia adalah muka Tuhan yang dikenalpasti sebagai seorang elohim. Namun Hosea jelas mengatakan bahawa dia adalah elohim dan seorang malaikat serta elohim bani syurgawi (Kejadian 32:24-30; Hosea 12:3-5). Elohim angkatan syurgawi ini (ha Sabaoth) adalah panglima Bala Tentera Tuhan (atau tentera-tentera Syurga) yang disebutkan di dalam Yosua 5:15 (lihat juga Matius 24:30-31); 1 Tesalonika 4:16; Yudas 14; Wahyu 19:13-14). Dia membuatkan Yosua menanggalkan kasutnya seperti mana dia telah menyuruh Musa menanggalkan kasutnya ketika dia menyampaikan hukum itu kepadanya di Sinai. Dia dipanggil sebagai Malaikat Tuhan atau Yahovah dan, di sini, seorang malaikat sebagai Panglima Bala Tentera Tuhan (iaitu Panglima Angkatan Syurgawi). Malaikat Yahovah telah memimpin Israel dalam padang gurun. 1 Korintus 10:1-4 mengenalpasti makhluk ini sebagai Kristus seperti juga Stefanus pada Kisah 7:30-38.

 

Malaikat di dalam semak duri itu memperkenalkan dirinya sebagai Elohi atau Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub yang merupakan Malaikat Pelepasan (Kejadian 48:15-16). Malaikat YHVH digelar sebagai Yahovah dan Elohim, dan gelaran-gelaran ini saling berganti (dari Keluaran 3:1-6,10-12). Dia juga adalah Yahovah sebagai Malaikat Tuhan di dalam awan (Keluaran 13:21; 14:19,24). Malaikat ini, yang telah memimpin Israel melalui laut, adalah Kristus (1Korintus 10:1-4).

 

Zakharia 2:8 menunjukkan bahawa Yahovah Semesta Alam mengutus makhluk ini kepada bangsa-bangsa yang merosakkan Israel. Malaikat di dalam Zakharia 2:3-9 ini adalah Mesias sebagai Yahovah dan diutus oleh Yahovah Semesta Alam.

 

Ianya patut jelas sekarang bahawa Anak-anak Tuhan dianugerahkan kuasa serta kedudukan mereka oleh Allah. Mereka duduk sebagai suatu Sidang dengan Allah Maha Tinggi sebagai tumpuan penghormatan dan dengan Mesias sebagai Imam Besar (Mazmur 86:8; 95:3; 96:4,5; 97:7,9; 135:5; 136:2; 138:1; Wahyu 4:1 hingga 5:14).

 

Makhluk-makhluk ini adalah Sidang dalaman. Sidang dalaman ini mempunyai tiga puluh makhluk. Ianya terdiri dari dua puluh empat tua-tua di bawah Imam Besar itu yang merupakan Anak Domba atau Mesias. Sidang itu mempunyai empat makhluk binatang yang nampaknya mempunyai fungsi-fungsi pentadbiran dan berhubung untuk mengawal keadaan di dalam Angkatan syurgawi. Ini akan dikaji kemudiannya di dalam siri ini (Wahyu 4:1 hingga 5:14).

 

Penghitungan bagi yang tiga dan tiga puluh di dalam Israel di bawah Daud (1 Tawarikh 11:12, 15) juga nampaknya melambangkan elohim dalaman itu sebagai suatu struktur pentadbiran, dengan Kristus, Musa dan Elia (dari Markus 9:4) di atas tiga puluh itu.

 

Justeru itu, Allah adalah pusat Sidang tersebut. Dia berkongsi kuasa dengan Kristus dan Angkatan syurgawi melalui Roh Kudus. Iblis merupakan salah seorang dari dua Kerub yang Menutupi. Empat makhluk hidup serta Sidang itu menjalankan fungsi mereka di dalam bani syurgawi yang berkaitan dengan pentadbiran dan pengadilan. Seluruh bani syurgawi dihubungkan langsung kepada Tuhan melalui Roh Kudus. Oleh itu, kepala setiap manusia adalah Kristus dan kepala Kristus adalah Allah (1 Korintus 11:3). Ini juga dicerminkan di dalam bani syurgawi. Maka fungsi-fungsi penentuan Sidang itu tidak bersifat hierarki.

 

Mesias telah dilantik sebagai Imam Besar melebihi teman-teman sekutunya (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Dia telah datang untuk menebus manusia serta mendamaikan penciptaan kepada Tuhan. Ini termasuklah bani syurgawi itu. Alkitab cukup jelas bahawa Kristus mempunyai asal yang sama seperti semua kita ((enos pantes KJV dan RSV; lihat Marshall’s Interlinear enos = satu; pantes = pastinya, dalam setiap cara; lihat Thayer, halaman 476, mereka dari satu sepenuhnya dalam semua segi. NIV menterjemahkannya sebagai dari keluarga yang sama untuk menghadkan implikasi-implikasinya). Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan mempunyai asal yang sama (Ibrani 2:11). Kristus menyatakan bahawa dia tidak malu untuk mengumumkan nama kita sebagai anak-anak yang Tuhan berikan kepadanya. Dia mengisytiharkan kita sebagai saudara-saudaranya kepada saudara-saudaranya sambil memuji-muji kita (literalnya, menyanyikan lagu pujian kita) (Mazmur 22:22). Dia melakukan ini di dalam gereja (ecclesias) atau jemaat (SHD 6951 qâhâl perkumpulan dari segi ketenteraan) saudara-saudaranya, kerana dia percaya pada Allah yang tidak menutupi mukaNya daripadanya (Ibrani 2:11-13; rujuk Mazmur 22:22-24; 2 Samuel 22:3; Yesaya 8:18; lihat juga Green's Interlinear Bible). Ibrani 2:16 ditafsirkan sebagai dia tidak mengambil sifat para malaikat di dalam KJV. Namun kita lihat bahawa mereka sememangnya adalah saudara-saudaranya, seperti juga kita. RSV menafsirkan ayat ini dengan lebih tepat sebagai: Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Kristus telah diutus kepada manusia untuk menebus umat dunia ini sebagai anak-anak Abraham. Angkatan syurgawi yang taat sudahpun membuktikan diri mereka. Untuk apa, sebagai anak-anak Allah dan saudara-saudara Kristus, mereka memerlukan kehadiran Kristus? Penebusan itu seharusnya dilakukan di antara manusia sebagai darah daging. Untuk melakukan itu Kristus sebagai Imam Besar terlantik, harus meninggalkan posisinya dan hidupnya, percaya pada Allah. Dia harus menunjukkan kesetiaannya dan kepercayaannya dan kelayakannya untuk mewarisi Keimamatan Besar serta Kerajaan itu. Dia perlu melepaskan nyawanya dan mati, dan hanya sebagai manusia saja semua ini dapat terlaksana. Dia menguduskan kita, serta bani syurgawi, dan menebus kita dan bani syurgawi itu kepada Allah (lihat juga Wahyu 4:1 hingga 5:14, khususnya 5:5-14).

 

Alkitab manakah yang menegaskan bahawa Kristus adalah dari asal atau maksud yang berlainan dari bani syurgawi itu serta kita semua yang merupakan hasilan dari Bapa? Bukankah kita semua mempunyai satu Bapa, pencipta kita (Maleakhi 2:10)? Kristus bukanlah Allah Maha Esa, Eloah Allah Maha Tinggi (Ulangan 32:8; Amsal 30:4-5; Yohanes 17:3).

 

Kristus adalah Tuhan tunggal yang dilahirkan (Yohanes 1:18) yang diurapi sebagai elohim melebihi teman-teman sekutunya (Mazmur 45:6-7; Ibrani 1:8-9). Istilah monogenes theos atau Tuhan tunggal yang dilahirkan (lihat di atas) dituliskan sebagai anak tunggal oleh  pihak Trinitarian dan Binitarian. Kristus adalah salah seorang dari Anak-anak Tuhan tetapi dia satu-satunya yang telah melepaskan posisi dan rupabentuknya dan menjadi manusia (Filipi 2:6-8 RSV) sebagai elohim atau theos tunggal yang dilahirkan (rujuk karya Pra-Kewujudan Yesus Kristus [243]). Sehingga waktu itu, dia adalah yang pertama atau prõtotokos dari segala makhluk (Kolose 1:15). Dia telah ditakdirkan menjadi yang pertama dari orang mati (Kolose 1:18). Dialah permulaan penciptaan Tuhan (Wahyu 3:14). Tuhan membawanya ke dalam dunia (Ibrani 1:6). Dialah elohim atau theos tunggal yang dilahirkan tetapi juga pertama diciptakan dan pertama dari orang mati. Dia telah mencapai posisi Anak Allah yang berkuasa dari kebangkitannya dari mati (Roma 1:4).

 

Persoalan pengangkatan sebagai anak tidak timbul dengan sebarang Elohim bani syurgawi itu. Mereka semuanya adalah Anak-anak Tuhan melalui perluasan Roh Kudus (lihat karya-karya Roh Kudus [117] dan Satu Bersama dengan Bapa [081]).

 

Pemberontakan itu menampakkan ramai dari Anak-anak Tuhan jatuh dari kuasa dan darjat mereka. Mereka memegang Roh Kudus itu sama seperti kita, iaitu melalui rahmat Tuhan. Kristus memegang kuasa ini dari rahmat Tuhan.

 

Elohim Israel, iaitu Yesus Kristus, telah diurapi sebagai elohim oleh elohimnya sehingga melebihi rakan-rakan sekutunya (Ibrani 1:8-9; rujuk Mazmur 45:6-7). Penegasan oleh Binitarianisme bahawa Kristus adalah salah satu dari dua Allah yang merupakan Tuhan-tuhan sejati sejak dari permulaan, sama-sama abadi dan setara, adalah bertentangan dengan Alkitab. Kristus dan penciptaan mempunyai satu asal, iaitu mereka adalah ciptaan Allah yang maha esa yang telah mengutus anakNya Yesus Kristus untuk menebus penciptaan tersebut (Yohanes 17:3; 1Yohanes 5:20). Tiada seorangpun manusia yang pernah melihat Tuhan atau yang akan melihat Tuhan kerana Dia tinggal di dalam terang yang tidak boleh dihampiri dan tidak dapat dilihat oleh manusia. Dia seorang sahaja yang abadi (Yohanes 1:18; 1Timotius 6:16).

 

Jemaat awal memiliki pandangan sedemikian, namun ia ditafsirkan sebegitu cara hingga memberi gambaran pengangkatan (adoptionism).

 

Karya The Shepherd of Hermas pada lewat abad pertama atau awal abad kedua, pada mulanya dimasukkan bersama kanun agama dalam banyak bahagian Jemaat (lihat karya Alkitab [164]). Irenaeus, dari sekolah Yohanes, menyatakannya sebagai ajaran Alkitab. Ia berbunyi (lihat see Sim. v. dan ix, 1,12) dalam kata-kata Harnack (Hist. of Dogma [eng. tr.] I. 191 n.; rujuk Burn Adoptionism, ERE, Vol. I, halaman 103).

 

'Roh Kudus – tidak pasti sama ada Dia dikenalpasti sama dengan Kepala malaikat utama – dianggap sebagai Anak Tuhan yang pra-wujud, yang lebih tua dari penciptaan, bukan itu saja tetapi merupakan penasihat Allah pada penciptaan. Penebus adalah manusia saleh itu yang dipilih Tuhan, dengan siapa Roh Tuhan itu bersatu. Oleh kerana Dia tidak mencemari Roh, tetapi terus menjadikanNya sebagai temanNya, dan melaksanakan pekerjaan yang diberikan Tuhan yang telah memanggilNya, bukan itu saja tetapi melakukan lebih dari yang diperintahkanNya, melalui dekri Ilahi, Dia telah diangkat sebagai seorang anak dan ditinggikan kepada [megale ezousia kai kuriotes]'

 

Di sini kita lihat pandangan yang diajukan oleh Harnack yang menggabungkan Kristus yang pra-wujud dan Roh Kudus, lantas menjadikan mereka bersama sebagai Kepala Malaikat Utama yang kemudiannya digabungkan dengan anak manusia Maria. Ini adalah suatu pandangan salah terhadap struktur alkitab itu dan juga Shepherd of Hermas. Jemaat awal mempunyai pandangan bahawa Kristus adalah seorang Anak Tuhan dan juga Kepala Malaikat Yahovah yang disebutkan di dalam Perjanjian Lama. Mesias difahamkan adalah Mikhael oleh Yehuda dan beberapa cabang Jemaat awal itu (rujuk Daniel 10:13,21; 12:1; Yudas 9; Wahyu 12:7). Implikasi-implikasi nama itu serta fungsi-fungsi Raphael juga dapat dikaitkan dengan Mesias. Raphael ringkasnya bermakna Allah telah menyembuhkan. Khabar kebangkitan itu juga diimplikasikan di dalam nama itu dan tanggungjawab-tanggungjawab tersebut juga berkait dengan apa yang ada pada Mesias. Mesias bertanggungjawab ke atas roh-roh manusia dari kebangkitan dan pengadilan. Pemahaman tentang aktiviti ini sekurang-kurangnya wujud di dalam umat Ibrani kuno.

 

Ahli-ahli teologi, dan nampaknya Harnack sendiri, telah salahfaham tentang hubungan antara Roh Kudus dan Anak-anak Tuhan. Dalam setiap kes mereka cuba menjadikan agar hanya seorang Anak Tuhan sahaja yang wujud sebelum penciptaan fizikal dan penjelmaan kepada manusia itu, sedangkan itu bukan ajaran alkitab dan tidak benar (Kejadian 6:4; Ayub 1:6; 2:1; 38:4-7). Mereka gagal memahami bahawa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan yang menyalurkan keanakan serta kudrat Tuhan ke atas semua, di syurga dan di dalam umat pilihan. Kita semua mengambil bahagian dari kudrat ilahi itu (2Petrus 1:4).

 

Anak-anak Tuhan adalah satu aturan makhluk-makhluk seluruhnya di mana Kristus adalah satu dari antara banyak makhluk-makhluk ini. Mereka nampaknya melanjut kepada suatu struktur  lebih besar dari Sidang itu, dengan bilangan satu ribu. Ayub mengatakan bahawa seorang dari seribu ini akan menebus manusia (Ayub 33:23-34). Angkatan syurgawi diutus sebagai utusan-utusan. Mereka adalah saudara-saudara kita (Wahyu 12:10). Kita akan setara dengan mereka di dalam Kerajaan itu (Lukas 20:36). Kita akan menjadi anak-anak Tuhan (Matius 5:9) dan elohim (atau theoi) (Zakharia 12:8; Yohanes 10:34-36) dan Alkitab tidak boleh dibatalkan.

 

Anak-anak Tuhan yang kita kenali sebagai angkatan malaikat itu telah dijadikan roh-roh pelayanan kepada kita (Ibrani 1:14) agar kita dapat mewarisi Kerajaan Tuhan. Tidak mereka mahupun kita dikurangkan oleh aktiviti Tuhan ini. Anggapan sebegitu adalah propaganda Iblis.

 

Penegasan tentang Malaikat Yahovah sebagai seorang Elohim adalah tetap di sepanjang Perjanjian Lama dan diperkukuhkan oleh Perjanjian Baru.

 

Umat pilihan manusia dianugerahkan roh pengangkatan, selaku anak-anak Tuhan, yang terjadi akhirnya dengan penebusan tubuh-tubuh kita (Roma 8:15,23; 9:4; Galatia 4:5 Efesus 1:5; lihat karya Lahir Kembali [172]). Manifestasi akhir Anak-anak Tuhan masih belum terjadi dan kita menunggu untuk fasa itu pada kebangkitan nanti (Roma 8:19-23). Oleh itu, Anak-anak Tuhan meluas kepada seluruh fasa penciptaan.

 

Ianya tidak masuk akal untuk mencadangkan bahawa Angkatan syurgawi itu bukanlah Anak-anak Tuhan, sama seperti mencadangkan yang kita bukan dan tidak akan menjadi Anak-anak Tuhan yang berkuasa dari kebangkitan dari mati seperti mana dengan Kristus (Roma 1:4). Bani syurgawi adalah Anak-anak Tuhan sejak dari penciptaan mereka. Kita adalah anak-anak dari pengangkatan kita. Mereka telah memiliki Roh Kudus sejak dari mula. Kita menerimanya dari pembaptisan kita. Setiap satu menerimanya oleh rahmat Allah. Kristus sama-sama bergantung pada Allah untuk hidup kekal seperti juga kita semua. Kita semua mempunyai satu asal, iaitu Eloah Allah yang Maha Esa (lihat karya-karya Roh Kudus [117]; Mengenai Keabadian [165]; Ketuhanan Kristus [147]; dan Pra-Kewujudan Yesus Kristus [243]).

 

 

q